Cahaya untuk Masa Depan: Cahaya Manthovani Raih Puspa Nawasena di Hari Kartini 2025
© 2025 Https://www.diadona.id
Reporter : Hevy Zil Umami
Masa depan dibentuk oleh mereka yang berani mencintai dan berbuat nyata hari ini.
Jakarta, 20 April 2025 – Dalam malam penuh makna untuk memperingati Hari Kartini, satu nama bersinar terang di panggung Anugerah Puspa Bangsa 2025: Cahaya Manthovani. Di usianya yang masih muda, ia berhasil meraih penghargaan Puspa Nawasena, apresiasi bagi perempuan muda yang menciptakan harapan dan perubahan nyata bagi masa depan Indonesia.
© 2025 https://www.diadona.id
Dengan mata penuh keyakinan dan senyum tulus, Cahaya naik ke atas panggung Studio 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat, menerima penghargaan di hadapan tokoh-tokoh penting negeri. Dari Ibu Sinta Nuriyah hingga Puan Maharani, malam itu menjadi perayaan terhadap perempuan yang bergerak, berbagi, dan menginspirasi.
Menjadi ‘Cahaya’ Bagi yang Tersisih
Sebagai Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, Cahaya telah lama terjun langsung dalam dunia advokasi sosial, pendidikan, dan pemberdayaan komunitas marjinal. Semangatnya sederhana namun dalam: membangun ruang yang adil dan inklusif bagi semua, terutama bagi mereka yang sering luput dari perhatian.
“Menjadi Puspa Nawasena adalah amanah. Ini pengingat bahwa perjuangan belum selesai,” ungkap Cahaya dengan suara bergetar haru. “Saya percaya, keberanian dan kolaborasi bisa jadi kunci perubahan berkelanjutan.”
Tak sekadar wacana, Cahaya benar-benar hadir di tengah masyarakat. Ia aktif mendorong keterlibatan anak muda, terutama generasi Z, untuk lebih peduli, peka, dan terlibat dalam gerakan sosial yang berdampak.
Dari Aksi ke Aksi: Makanan Bergizi untuk Masa Depan yang Inklusif
Salah satu aksi nyata Cahaya yang mencuri perhatian adalah partisipasinya dalam mendukung program pemerintah Makan Bergizi Gratis. Bersama Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, ia menyalurkan makanan sehat kepada 1.500 siswa dan guru di 11 SLB di Kota Tangerang, bekerja sama dengan Grab Indonesia, OVO, dan delapan merchant lokal.
“Kami tidak hanya memberi makan, tapi juga menyuapi harapan. Anak-anak ini layak mendapatkan perhatian, gizi, dan masa depan yang cerah,” ujar Cahaya.
Langkah ini menjadi lanjutan dari inisiatif sebelumnya yang sukses digelar di SLBN 07 Jakarta. Dengan gerakan yang konsisten dan kolaboratif, Cahaya mengubah empati menjadi aksi, dan kepedulian menjadi gerakan.
Jejak Langkah Seorang Anak Jaksa, Hati Seorang Pejuang Sosial
Menjadi anak dari Prof. Dr. Reda Manthovani, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Kejaksaan RI, tidak membuat Cahaya terjebak dalam privilege. Justru, ia menjadikan keberadaannya sebagai jembatan untuk memperluas dampak.
Puspa Nawasena: Nama yang Menyimpan Harapan
Nama penghargaan yang ia terima, Puspa Nawasena, diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti “bunga masa depan yang cerah”. Sebuah nama yang pantas disandang oleh sosok seperti Cahaya—yang tak hanya membawa cahaya, tapi juga menyalakan cahaya dalam diri orang lain.
Cahaya Manthovani bukan hanya penerima penghargaan, tetapi juga simbol perjuangan generasi muda yang tak tinggal diam. Ia menunjukkan bahwa menjadi muda bukan alasan untuk menunggu, tapi alasan untuk mulai. Karena masa depan tidak datang sendiri—masa depan dibentuk oleh mereka yang berani mencintai dan berbuat nyata hari ini.