© Pinterest.com
Tradisi dan kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Minangkabau telah menjadi ciri khas yang membedakan mereka. Salah satu warisan budaya yang paling mencolok adalah penggunaan baju kurung Basiba yang digunakan oleh perempuan Minangkabau.
Pakaian adat baju kurung Basiba yang dipakai perempuan Minangkabau mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang mendalam di kalangan masyarakat Minangkabau. Memiliki desain yang khas dan motif tradisional menjadi simbol dari identitas etnis dan kebanggaan akan warisan nenek moyang mereka.
Seiring perubahan zaman, penggunaan baju kurung Basiba mengalami penurunan. Saat ini, pakaian ini umumnya hanya dikenakan saat acara-acara besar atau upacara adat. Sementara itu, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Minangkabau cenderung memilih pakaian modern.
Yuk simak ulasan berikut ini untuk mengetahui lebih jauh pesona dan filosofi dari baju kurung Basiba.
Baju kurung Basiba merupakan pakaian tradisional yang dipakai oleh wanita Minangkabau dengan tujuan untuk menutupi aurat secara layak, dengan desain dan bentuknya yang khas.
Salah satu ciri khas yang membedakan baju kurung Basiba adalah kehadiran “ Siba” di sisi baju, dengan panjang baju yang mencapai lutut, leher bulat tanpa kerah, dan sedikit di belahan.
Di balik desainnya yang unik, setiap bagian dari baju kurung Basiba memiliki makna filosofis yang mendalam, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi Minangkabau. Berikut beberapa makna yang terkandung:
Dari segi tampilan, siba berfungsi sebagai penghubung antara bagian depan dan belakang baju kurung Basiba, menggambarkan keahlian wanita Minangkabau dalam menyatukan dua pandangan atau pendapat yang berbeda. Hal ini menunjukkan kemampuan mereka untuk menjaga harmoni dan keseimbangan dalam interaksi sosial serta kehidupan sehari-hari.
Kikiek sebagai aksesoris baju kurung Basiba, yang juga dikenal sebagai daun budi, digunakan sebagai pelindung untuk menyembunyikan ketiak agar tidak terlihat. Penggunaan kikiek mencerminkan nilai-nilai yang berkaitan dengan cara perempuan Minangkabau menghargai tradisi dan menjaga tata krama dengan cara menghormati rasa malu dan menjaga kesopanan. Ini adalah cara bagi mereka untuk menunjukkan penghargaan terhadap adat dan budaya yang mereka anut.
Baju kurung merupakan pakaian longgar yang memiliki signifikansi sebagai Kain Pandindiang Miang dan Ameh Pandindiang Malu bagi masyarakat Minangkabau.
Hal ini menunjukkan bahwa bagi orang Minang, pakaian bukan hanya sebagai penutup tubuh, tetapi juga sebagai sarana untuk melindungi kehormatan dan menghormati nilai-nilai sopan santun serta tradisi yang dijunjung tinggi dalam budaya mereka.
Prinsip “ Lengan Lapang” dalam budaya Minangkabau menekankan pentingnya mematuhi norma-norma, bersikap bijaksana dalam berkomunikasi, dan menjaga tata krama dalam berperilaku. Hal ini menunjukkan nilai-nilai yang dianut dalam budaya Minangkabau, di mana kesopanan, kebijaksanaan, dan ketaatan terhadap aturan menjadi hal yang sangat dihargai dalam interaksi sosial sehari-hari.
Leher yang tanpa kerah menyampaikan pesan dalam pepatah “ Lihianyo Lapeh Tak Bakatuak, Babalah Sainggo Dado”. Leher memiliki peran yang penting sebagai tempat untuk menambah aksesoris, yang memiliki peran krusial dalam penampilan perempuan Minangkabau ketika menghadiri berbagai acara.
Bagi perempuan Minangkabau, penggunaan aksesoris di leher saat menghadiri acara tertentu dapat mencerminkan status sosial dan kedudukan keluarga serta komunitasnya. Ini menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.
Baju kurung Basiba memiliki panjang baju yang mencapai lutut. Panjang baju ini menunjukkan simbol dari kesopanan dan kepatuhan perempuan Minangkabau terhadap nilai-nilai adat dan agama di Minangkabau yang mengajarkan tentang pemeliharaan aurat.
Baju adat Minangkabau baju kurung Basiba memiliki belahan yang sedikit Hal ini, menunjukkan sikap kesopanan dan kepatuhan terhadap aturan adat yang mengajarkan tentang kekhusyukan dan pemeliharaan kehormatan.
Itulah berbagai filosofi yang terkandung di balik pesona baju kurung Basiba. Tentunya dengan memahami filosofis yang terkandung, kita dapat lebih menghargai dan meresapi kekayaan budaya Minangkabau ya, Diazens..
Editor: Dianra Anggarani