© 2021 Shutterstock.com/Krakenimages.com
Body shaming adalah tindakan mengomentari, mengejek atau mempermalukan seseorang berdasarkan penampilan fisiknya. Penampilan fisik yang dimaksud mencakup bentuk, ukuran, warna kulit, warna rambut, rambut, dan penampilan umum mereka.
Body shaming berasal dari istilah bahasa Inggris di mana 'body' berarti 'tubuh', dan 'shaming' artinya 'mempermalukan'.
Ini semua bermula dari standar kecantikan yang mulai dipatok. Wanita dengan tubuh ideal, bentuk rambut tertentu, warna dan kondisi kulit sedemikian rupa dan lain sebagainya menjadi tolak ukur kecantikan yang makin sulit dijangkau.
Padahal, perilaku mengolok-olok penampilan fisik seseorang ini sudah termasuk bullying lho. Namun saat ditegur, nggak sedikit para pelaku bersembunyi di balik alasan mereka melakukan ini : bercanda, iseng belaka atau ingin mencairkan suasana. Meski ada juga yang memang berniat menghina.
Body shaming adalah masalah umum yang dialami oleh banyak wanita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh klinik kecantikan ZAP bekerja sama dengan perusahaan perusahaan konsultan dan riset pemasaran MarkPlus Inc mengungkap fakta yang menyedihkan. Dari 6.460 responden yang berumur 13 sampai 65 tahun, 62 % diantaranya mengalami body shaming.
Perlakuan negatif itu mereka dapatkan terkait dengan bentuk tubuh yang berisi, kulit berjerawat, pipi temben, dan kulit gelap. Wanita dengan tubuh kurus tak luput dari body shaming. Sebanyak 20 % korban bodyshaming dalam penelitian tersebut mengalaminya karena tubuh mereka yang dianggap terlalu kurus, melansir laman Jakarta Post.
Body shaming adalah tindakan atau memberikan komentar yang nggak pantas kepada orang lain mengenai tubuh mereka. Dulunya body shaming mengarah pada mereka yang memiliki badan berisi. Namun kini, body shaming juga menyasar mereka yang dinilai teralu kurus.
Body shaming ada di mana-mana. Kehidupan sosial yang mewajarkan body shaming kadang membuat kita nggak bisa membedakan mana sih tindakan yang termasuk body shaming. Eh, jangan-jangan kita juga pernah tak sengaja melakukannya nih!
Kalimat body shaming bisa berupa :
- " Wah, makin gendut ya sekarang?"
- " Nggak pernah pakai sunscreen ya? Kok iteman,"
- " Warna bajunya gonjreng sekali. Kok pede sih memakainya?"
- " Kayak singa deh rambutnya, megar dan berantakan,"
- " Kalau orang lain sih mungkin cocok dengan penampilan seperti itu. Tapi kalau kamu yang memakainya kok terasa aneh ya,"
Semoga kamu nggak pernah mengucapkannya ke orang lain ya!
Dampak body shaming jauh lebih besar dari yang bisa kamu bayangkan. Ketika seseorang terus-menerus menerima omongan negatif tentang bentuk tubuhnya, sangat mungkin mereka merasakan perasaan ingin menghindar dan memilih untuk mengasingkan diri karena bentuk tubuhnya. Lalu mereka mungkin akan merasakan rendahnya diri, hilangnya harga diri hingga memandang negatif pada diri sendiri.
Lebih buruk lagi, body shaming adalah salah salah satu alasan yang membuat seseorang jadi menghindari lingkungan, lalu merasa kesepian dan bukan tak mungkin berujung pada kondisi depresi.
Sama halnya dengan bullying, body shaming adalah hal yang selalu ada kecuali dihentikan dengan cara yang sehat. Meraka yang terbiasa melakukan body shaming harus menyadari salahnya tindakan mereka dan mulai membuka mata bahwa semua orang berbeda dan itu sungguh tak apa-apa. Bagi mereka yang mengalami body shaming, harus banget nih bisa membela diri dengan cara positif dan sehat.
Salah satu cara menghentikna body shaming di masyarakat adalah dengan menanamkan pola pikir positif terhadap tubuh. Ini akan sangat sulit dan panjang karena mencakup mengoreksi dan mendidik orang terhadap dampak, contoh dan mengapa body shaming tak peru dilakukan.
Gimana cara kita mencegah terjadinya body shaming?
Pertama dengan membangun nilai positif terhadap tubuh, baik milik kita sendiri atau orang lain. Semua harus berawal dari penerimaan diri bahwa tubuh manusia memang berbeda, banyak yang tak sempurna dan itu tak apa-apa.
Saat kita membangun rasa kepercayaan diri dengan tubuh dan apa yang kita miliki, maka nggak ada penilaian yang ditujukan pada tubuh kita yang bisa menjatuhkan kita.
Melansir Mind Shift Psyychological Service, penelitian menunjukkan kalau hubungan sosial yang sehat akan menjaduhkan kamu dari menjadi korban atau pelaku body shaming. Kamu nggak akan dipaksa untuk memenuhi standar kecantikan masyarakat yang nggak ada habisnya dan lingkungan kamu akan memperingatkan kamu ketika kamu melakukan hal-hal yang menjurus pada bosy shaming orang lain.
Saat kamu menemui seseorang yang menjadi pelaku body shaming, jangan segan untuk menegurnya. Katakan dengan baik kalau body shaming adalah hal yang menyakitkan untuk orang yang dituju.
Sebaliknya saat berhadapan dengan orang yang mengalami body shaming, kamu harus merangkulnya dan mengajarkan body positivuty. Namun perlu digaris bawahi bahwa body positivity juga berarti menfasilitasi mereka untuk hidup lebih sehat.
Body shaming adalah hal yang seharusnya nggak pernah ada lagi di masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesopanan. Setuju kan kamu?