© 2020 Https://www.diadona.id / Listverse.com
Beragam cara yang dimaksud memang benar-benar beragam, sampai mungkin ini akan terdengar mengerikan bagimu.
Nama Nefertiti berarti 'yang cantik telah datang'. Ia adalah seorang ratu yang kecantikannya sangat fenomenal, bahkan setelah 3000 tahun ia meninggal. Ratu Mesir ini memang punya kebiasaan yang selaras dengan namanya.
Para ratu di zaman Nefertiti sebenarnya tidak menuliskan rahasia kecantikan mereka. Namun karena sebuah budaya, jika ada seorang ratu yang meninggal, maka ratu akan dimakankan beserta dengan riasan wajah mereka, inilah yang menjadi modal terkuaknya rahasia kecantikan sang ratu.
Pertama, Nefertiti benar-benar tidak punya rambut dan bulu pada tubuhnya. Semua dicukur habis. Sebagai pengganti rambut, ia menggunakan wig, dan mengecat matanya dengan sesuatu yang berwarna hitam, yang disebut kohl.
Kohl pada zaman mesir kuno terbuat dari galena bijih timah hitam. Ini hal yang sangat berbahaya, karena Nefertiti menggunakan bahan ini di sekitaran matanya, itu berarti secara perlahan, sebenarnya ia sedang membunuh dirinya sendiri.
Tak hanya itu, bahan dari lispstik yang ia gunakan, mengandung bromine mannite, zat beracun lain yang dipercaya telah meracuni Nefertiti, jauh sebelum timah yang ia oleskan di sekitaran matanya.
Kebiasaan Nefertiti agaknya bukan apa-apa dibanding dengan apa yang dilakukan oleh Ratu Elizabeth 1. Jika Nefertiti mengolesi timah di sekitaran matanya, maka Ratu Elisabet melapisi seluruh kulit di tubuhnya dengan timah.
Selama era Elizabethan, ada produk kulit yang sangat populer, yaitu 'ceruse Venesia'. Itu adalah campuran timah dan cuka, yang dioleskan pada seluruh kulit para wanita, agar kulit nampak putih dan mulus seperti porselen.
Ratu Elizabeth sangat terobsesi pada hal ini, sehingga tidak ada yang menggunakannya sebanyak yang digunakan sang ratu. Ini berawal dari bekas luka cacar yang membekas di sekujur tubuh sang ratu. Tentu ia tidak bisa keluar dengan keadaan seperti itu, maka ia menggunakan timah untuk menutupi kecacatan pada kulitnya.
Ratu Mesir, Cleopatra ini telah banyak memenangkan hati para pria paling kuat pada zamannya. Entah ini karena kecantikan, keanggunan, atau karena aroma kotoran dan serangga, yang ia gunakan sebagai salah satu bahan riasan di wajahnya.
Konon ia menggunakan isi perut kumbang yang telah dihaluskan, untuk jadi lipstiknya, dan bubuk kotoran buaya, jadi riasan matanya. Selain bahan-bahan itu. Sebagai seorang ratu, ia menggunakan perawatan terbaik yang bisa didapatkan seorang perempuan pada zamannya. Yaitu, mandi susu keledai asam.
Setiap hari, para pelayan Cleopatra akan memerah susu 700 keledai, untuk memenuhi bak mandi yang akan digunakan untuk sang ratu berendam. Konon Berendam dalam susu yang asam akan mengurangi keriput. Agaknya hal ini memang benar, karena ilmu kecantikan modern pun menjelaskan bawa kandungan laktosa pada susu yang asam akan berubah menjadi asam laktat. Ini akan membuat lapisan permukaan kulit pada tubuh mengelupas, sehingga akan menampilkan kulit yang lebih halus dan cerah.
Permaisuri Elisabeth dari Austria ini dijuluki sebagai wanita paling cantik di dunia, pada abad ke-19. Ini karena kulitnya yang sempurna dan rambut indah panjangnya yang tebal.
Kecantikan ini tidak ia dapatkan secara ajaib. Setiap hari, ia membalurkan storberi yang sudah dihancurkan pada tangan, leher, dan wajahnya. Juga mandi dengan minyak zaitun hangat. Kemudian tidur dengan menggunakan masker yang dilapisi dengan daging sapi mentah.
Begitu pula dengan rambut indahnya, yang paling tidak menghabiskan 3 jam sehari untuk ditata. Karena rambutnya yang panjang dan tebal, maka rambutnya akan diikat menjadi kepangan dan simpul, kemudian akan diberi hiasan pita. Ini membuat rambut sang permaisuri sangat berat, sehingga ia sering sakit kepala karena ini. Namun ini lah semua pengorbanan yang ia lakukan, sebagai orang tercantik pada masanya.
Memang tidak akan ada usaha yang menghianati proses. Dari semua proses untuk menjadi cantik yang dilakukan oleh para ratu dan permaisuri di atas, mana kiranya yang paling buatmu geleng kepala?