© 2025 Https://www.diadona.id
Saat menjalani hubungan, pasti ada momen-momen di mana perasaan galau atau jengkel muncul tanpa sebab yang jelas. Kadang, kita bertanya-tanya, kenapa sih pasangan begini banget? Atau, kenapa aku gampang banget emosi kalau lagi berantem? Ternyata, sebagian besar hal itu bisa jadi ada hubungannya sama genetik kita, lho!
Baru-baru ini, sebuah tes genetik kekinian diluncurkan untuk membantu orang lebih paham tentang diri sendiri dan pasangan, terutama soal hubungan dan emosi. Tes yang dinamakan EMO-Q ini menawarkan pendekatan unik buat mengulik bagaimana DNA kita ternyata bisa memengaruhi cara kita membangun dan menjaga hubungan. “Tes ini bertujuan sebagai acuan dalam melakukan tindakan preventif terhadap kemungkinan terciptanya hubungan yang kurang baik. Harapannya, setiap pasangan dapat memahami diri mereka lebih dalam dan membangun hubungan yang lebih sehat,” kata Vichi Lestari, CEO dari perusahaan yang mengembangkan tes ini.
© 2025 https://www.diadona.id
Dibalut dengan tema manis “ We Beat As One,” tes ini hadir tepat di momen Hari Valentine, memberi warna baru dalam cara kita memahami cinta dan hubungan. Bukan sekadar sok romantis, tes ini dirancang berbasis riset genomik terkini dan melibatkan lebih dari 70 laporan yang mencakup lima aspek penting: fisik, hubungan, kepribadian, seksual, dan sosial.
Bayangin aja, kita bisa tahu apakah gen kita berpengaruh terhadap rasa percaya diri karena kondisi kulit atau kerutan halus di wajah. Atau, kenapa ada yang gampang insecure karena mulai mengalami kebotakan. Hal-hal kecil seperti ini ternyata punya efek domino ke cara kita berinteraksi dengan pasangan atau orang lain di sekitar.
Nggak berhenti di situ, tes ini juga ngasih gambaran soal dinamika hubungan. Misalnya, ada orang yang dari sananya lebih sensitif terhadap perubahan emosi pasangan, atau ada yang butuh rasa aman lebih tinggi dalam hubungan. Dengan tahu hal ini, kita jadi lebih paham cara menyikapi pasangan saat ada konflik. Setuju, kan, kalau paham lebih awal tuh lebih baik daripada ribut terus?
Aspek kepribadian juga jadi sorotan. Ada orang yang memang bawaannya gampang meledak-ledak saat menghadapi tekanan. Sebaliknya, ada juga yang sabar banget, tapi sulit mengungkapkan perasaannya. Genetik bisa memengaruhi itu semua. Dengan mengenali pola ini, kita jadi bisa lebih adaptif saat menghadapi sifat pasangan.
© 2025 https://www.diadona.id
Buat urusan yang lebih intim, tes ini juga mengungkap preferensi seksual yang mungkin selama ini jadi topik yang sungkan buat dibicarakan. Seperti frekuensi ideal atau faktor genetika yang berhubungan dengan tingkat kepuasan. Dengan paham hal ini, pasangan bisa lebih terbuka dan saling mengerti kebutuhan masing-masing tanpa merasa canggung.
Aspek sosial pun nggak ketinggalan. Tes ini bisa memberi insight tentang kecenderungan kita dalam bersosialisasi. Ada yang tipe suka banget ngumpul, ada juga yang lebih nyaman menyendiri. Bahkan, kecenderungan terhadap kebiasaan seperti merokok juga bisa dilihat dari hasil tes ini.
Yang bikin menarik, tes ini nggak cuma buat pasangan yang lagi menjalin hubungan. Buat kamu yang masih single atau lagi proses PDKT, tes ini bisa jadi panduan buat memahami diri sendiri lebih dalam. Siapa tahu, dengan lebih kenal diri, kamu jadi bisa ketemu pasangan yang klik.
Intinya, tes DNA ini bukan buat menentukan apakah seseorang cocok atau nggaknya. Lebih ke arah membuka wawasan kita soal bagaimana faktor genetika bisa membentuk cara kita mencintai, berkomunikasi, dan membangun relasi. Jadi, bukan lagi sekadar tebak-tebakan atau mengandalkan feeling semata.
Dengan makin canggihnya teknologi, kini kita punya alat yang bisa bantu memahami hubungan lebih dalam. Seperti kata Vichi, “ Dengan memahami diri sendiri, kita juga jadi lebih paham cara membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.”
Jadi, siap buat kenal diri dan pasangan lebih dalam? Mungkin, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar hubungan yang selama ini bikin bingung, ternyata sudah tersimpan rapi di dalam DNA kita sendiri.
