Beberapa hari belakangan ini sedang ramai perbincangan soal sunscreen yang tidak sesuai dengan klaim SPF-nya di TikTok. Hal itu membuat banyak orang dan juga beauty enthusiast khawatir bahwa sunscreen yang digunakannya tak mampu untuk melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari.
Awalnya, salah satu seorang reviewer produk-produk skincare yang bernama Ericiko merilis hasil uji laboratorium dari sunscreen yang tak sesuai klaim di packagingnya. Ia menggunakan uji lab in vitro untuk menguji kandungan SPF yang ada di dalam kandungan beberapa brand suncreen. Hasilnya, memang ada beberapa produk yang overclaim dan ada beberapa produk yang memang sudah sesuai dengan klaimnya. Akhirnya, atas kasus yang viral tersebut banyak brand yang menunjukkan hasil uji in vitro dan in vivo agar konsumen merasa yakin dengan produk mereka.
Namun, ada yang menganggap bahwa uji in vitro pada suncreen kurang valid daripada uji in vivo yang lebih bisa diterima hasilnya. Nah, pasti beberapa dari kalian ada yang nggak paham apa itu uji in vitro dan uji in vivo. Serta, mengapa kedua metode ini bisa berbeda hasilnya? Yuk, kita bahas definisi kedua metode pengujian ini!
Sebelum membahas soal pengertian dari uji in vitro, ada baiknya kita tahu tahu bahwa produk sunscreen sebelum didistribusikan ke konsumen harus melakukan uji in vitro. Uji in vitro ini merupakan pengujian yang dilakukan menggunakan prosedur medis, tes, dan eksperimen. Uji in vitro ini dilakukan dalam lingkungan terkendali yang tidak melibatkan makhluk hidup selama proses pengujiannya.
Selain menguji produk sunscreen menggunakan uji in vitro, pengujian menggunakan uji in vivo juga diperlukan. Hal ini karena uji in vivo langsung menggunakan objek makhluk hidup untuk pengujiannya agar klaim sunscreen yang digunakan sesuai dengan produknya.
Biasanya, uji in vivo ini dilakukan dengan mengaplikasikan produk sunscreennya pada kulit makhluk hidup, yang mana nanti akan dites seberapa kuat sunscreen tersebut melindungi dari paparan sinar UVA dan UVB. Hasilnya pun bisa dilihat dari itu apakah sunscreen tersebut seuai klaim atau tidak.
Kedua uji ini penting dilakukan pada sunscreen karena bisa membuktikkan bahwa sunscreen tersebut memiliki tingkat SPF yang sesuai dengan apa yang diklaim kan pada produk.
Di samping itu, pengujian in vitro dan in vivo ini harus dilakukan keduanya untuk memberikan hasil data yang valid agar kita juga tahu hasil SPF yang sebenarnya.
Demikian itu pembahasan soal uji in vitro dan in vivo pada sunscreen. Ini juga menjelaskan kenapa banyak orang lebih menganggap tidak hanya uji in vitro yang perlu dilakukan tapi juga uji in vivo yang langsung diujikan pada makhluk hidup.