© Shutterstock.com
Membahas soal fashion kayaknya nggak pernah ada habisnya. Kadangkala nih, gaya-gaya yang pernah eksis di masa lalu, bisa juga eksis lagi masa sekarang lho.
Ada dua macam gaya yang seolah nggak habis dimakan usia, yakni gaya vintage dan retro. Keduanya memang mengusung konsep jadul, tapi tetap ada perbedaan mendasar di antara kedua gaya ini lho.
Lantas apa sih perbedaan mendasarnya? Yuk, cari tahu biar nanti kamu nggak salah ya..
Meski keduanya sama-sama berbau jadul, tapi timeline yang menginspirasinya ternyata berbeda lho.
Gaya vintage hadir karena fashion di masa tahun 1920-1960an. Sedangkan retro justru datang dari fashion di tahun 1970-1990an.
Dari segi perpaduan warna, gaya vintage dan retro juga punya perbedaan mendasar nih.
Gaya vintage cenderung mengaplikasikan warna yang kalem, sehingga busana-busananya pun menunjukkan kesan yang lebih feminin.
Berbeda dengan vintage, retro justru mengusung warna yang lebih cerah. Sehingga pemakainya pun terlihat lebih glamor deh.
Perbedaan lain antara gaya vintage dan retro terletak pada motif yang digunakan.
Fashion bergaya vintage biasanya dilengkapi motif bunga, polkadot, garis, atau bisa juga polos.
Sedangkan retro lebih banyak mengusung motif simetris yang terkesan ramai dan gemerlap.
Perbedaan terakhir yang mudah diidentifikasi yakni mengenai ciri khas yang ditonjolkan.
Gaya busana vintage biasanya menggunakan kerah bulat atau pita besar di bagian dada. Bisa juga berupa flared skirt atau rok berpotongan A-line di bawah lutut, celana pendek di atas pinggang, serta blus tanpa lengan.
Sedangkan gaya busana retro biasanya berupa gaya disko dengan warna cerah, seperti celana cutbray, celana pendek, rompi, juga jaket kulit. Gaya busana retro juga sering mengaplikasikan potongan dengan model ekstrim.
Nah itu dia perbedaan gaya vintage dan retro yang bisa kamu kenali. Semoga nggak salah gaya lagi ya!