© Shutterstock.com
Penggunaan skincare dan kesadaran tentang kesehatan dan keindahan kulit semakin meningkat. Skincare bahkan nggak cuma dipakai oleh kaum hawa, tapi juga mulai merambah kepada kaum adam.
Namun, tahu nggak sih, jika skincare bisa mengalami oksidasi? Berikut penjelasan singkatnya yang wajib kamu tahu..
Oksidasi biasanya terjadi pada skincare yang memiliki kandungan vitamin C di dalamnya. Oksidasi terjadi jika skincare terkena paparan udara, berupa panas atau cahaya secara langsung. Kondisi tersebut membuat kandungan asam di dalam skincare menjadi tidak stabil.
Cara termudah mengidentifikasi skincare yang mengalami oksidasi adalah ketika terjadi perubahan warna secara drastis. Biasanya, skincare akan berubah warna menjadi kecoklatan atau oranye tua. Beberapa sumber menyebut, skincare yang teroksidasi memiliki warna yang cenderung menyerupai teh.
Produk skincare yang teroksidasi cenderung tidak menimbulkan dampak yang serius. Tapi, kandungan vitamin C yang tersimpan dalam produk tersebut tentu semakin berkurang.
Perlu diketahui, semakin terang warna sebuah produk skincare maka semakin banyak juga kandungan vitamin C yang ada di dalamnya. Begitu juga sebaliknya, semakin gelap warna produknya, maka semakin sedikit juga kandungan vitamin C nya.
Jika kamu memiliki skincare dengan kandungan vitamin C, begini cara penyimpanannya agar nggak mudah teroksidasi. Pertama, pilih produk dengan kemasan kecil jika memang tidak diformulasikan untuk penggunaan setiap hari.
Kemudian, simpan skincare di tempat yang tidak terkena matahari langsung. Jangan biarkan kemasannya terbuka terlalu lama, untuk menghindari udara yang masuk ke dalam kemasan skincare. Pastikan juga untuk selalu menutupnya secara rapat usai digunakan.
Kamu bisa menyimpannya di tempat yang sejuk, akan lebih baik jika kamu punya kulkas kecil untuk penyimpanan skincare.
Itu dia sejumlah seluk beluk tentang oksidasi skincare. Semoga memberi ilmu baru bagi kamu para beauty enthusiast~