© Shutterstock.com/id/g/Prasit+Rodphan
Sejak pandemi terjadi, pewarnaan rambut masuk dalam salah satu daftar ritual kecantikan yang sayang untuk dilewatkan. Banyak orang mulai bereksperimen mewarnai rambutnya dengan warna-warnanya yang mencolok agar jadi pusat perhatian.
Sayang, nggak semua pewarnaan rambut masuk dalam kategori berhasil. Ada yang warnanya nggak sesuai, ada yang warnanya mudah pudar, atau bahkan merusak kondisi rambut.
Melansir dari Asia One, ada 5 tips untuk mewarnai rambut agar tampak cetar, sehat, dan tentunya tahan lama. Penasaran seperti apa caranya, simak selengkapnya ya!
Menurut Denton Koh, Shiseido Professional Color Creator dan direktur kreatif di District 19 Salon oleh E-Jean, ada 2 faktor penting yang memengaruhi berapa lama warna cat rambut akan bertahan, yakni seberapa gelap dan intensitas tonenya.
Semakin gelap warna yang dipilih, maka akan makin lama juga warnanya akan bertahan. Selain itu, warna dengan pigmen yang lebih kaya, juga bisa membuat penampilan tersebut bertahan lebih lama.
Wai Kan, associate director di Chez Vous Hair Salon, memberi tips jika kamu kamu menginginkan penampilan yang mencolok. Coba warna ungu, hijau, atau merah, karena pigmen warnanya lebih kuat. Warna ini lebih lama pudar dan biasanya jika pudar akan berubah jadi tone pastel.
Denton Koh menjelaskan, jika kamu ingin memiliki rambut warna silver-grey atau abu-abu, maka lebih dulu rambut harus diwarna blonde agar nantinya warna abu-abu bisa masuk dengan sempurna. Tentunya, seberapa kuningnya blonde ini berpengaruh pada hasil akhir.
" Warna rambut perak dan abu biasanya dicapai dengan menggunakan pigmen biru, itulah sebabnya rambut menjadi kehijauan saat warna abu memudar," jelas Denton.
Rambut blonde kuning yang diberi pewarna biru lemah, ujung-ujungnya akan membuat rambut jadi hijau.
Sebelum memutuskan mewarnai rambut atau re-touching warna lama, ada baiknya untuk melakukan pre-colour treatment untuk melindungi rambut.
" Banyak pelanggan tidak dapat memahami mengapa rambut mereka terasa sangat rusak, kering dan kusam, bahkan ketika mereka mungkin telah melakukan beberapa perawatan rambut dalam beberapa bulan ke depan. Tapi itu karena, selama layanan kimia, kutikula rambut Anda 'terbuka', menyebabkan asam amino, kelembapan, dan CMC menjadi 'bocor'. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan rambut patah, rapuh, dan kering," ujar Wai Kan.
Berbeda dengan kulit, rambut tidak memiliki kemampuan untuk beregenerasi sendiri. Itulah sebabnya, penting untuk melakukan perlindungan demi meminimalisir kerusakan akibat pewarnaan rambut.
Berbagi tentang history atau apa saja yang pernah dialami rambut, adalah hal penting yang bisa dilakukan untuk membantu stylist menemukan trik pewarnaan yang tepat.
Rambut yang menjalani keratin treatment memang terlihat sehat dan bisa bertahan kuat untuk beberapa kali bleaching, namun pada kondisi tertentu, rambut bisa patah selama proses tersebut dilakukan. Begitu juga saat kamu pernah atau sering mewarnai rambut jadi hitam, maka hal ini juga perlu dikomunikasikan pada hair stylist.
" Pigmen gelap cenderung tetap berada di dalam rambut, bahkan sulit dilunturkan dengan bleaching dan penghilang warna. Hal ini membuat rambut jadi memerlukan lebih banyak proses bleaching yang malah bisa memperburuk kerusakan yang diakibatkannya," ungkap Wai Kan.
Selain mendiskusikan tentang history perawatan dan pewarnaan rambut, kamu juga bisa menjelaskan jika memang pernah melakukan proses pengeritingan atau pelurusan secara kimiawi. Menurut CY Wang, desainer rambut senior di Prep Luxe, perawatan yang menggunakan panas yang intens, seperti rebonding dan perming, tidak cocok dengan proses bleaching.
" Jika Anda memiliki penata rambut biasa, buatlah daftar gaya yang terbuka untuk Anda coba, dan mereka akan dapat memberi tahu Anda apa yang bisa atau tidak bisa Anda lakukan. Mereka bahkan dapat membantu merencanakan urutan dan kerangka waktu untuk membantu Anda mendapatkan semua gaya yang Anda inginkan selama beberapa bulan," pungkasnya.
Well, semoga ulasan ini bisa membantu ya!