Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya, Tradisi Kuno yang Tetap Relevan hingga Sekarang

Reporter : TIM MAGANG ASIK
Sabtu, 2 Maret 2024 18:02
Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya, Tradisi Kuno yang Tetap Relevan hingga Sekarang
Cantik alami dengan mengikuti tradisi zaman dulu, emang bisa?

Penilaian tentang cantik sebenarnya relatif, setiap orang pasti memiliki standar kecantikannya masing-masing. Untuk mencapai “cantik” pun menjadi salah satu hal yang paling diperhatikan dari waktu ke waktu di seluruh penjuru dunia.

Berbagai budaya di seluruh dunia mewarisi tradisi kuno yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai cara untuk merawat dan menjaga keindahan tubuh secara alami. 

Meskipun kita hidup di zaman modern dengan kemajuan teknologi dan produk perawatan kecantikan yang selalu berkembang setiap harinya dengan berbagai inovasi dan kreasi, banyak dari tradisi-tradisi kuno ini masih tetap relevan dan terus menjadi sumber inspirasi bagi tren kecantikan saat ini. Yuk, explore beberapa rahasia kecantikan dari berbagai budaya yang masih memiliki pengaruh signifikan hingga sekarang.

 

1 dari 6 halaman

Hidrasi dengan Teh Hijau (Jepang)

Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya - Hidrasi dengan Teh Hijau (Jepang)

Tradisi pertama berasal dari Jepang, yakni tradisi meminum teh hijau. Di Jepang, minum teh hijau bukan hanya sekadar kebiasaan, melainkan juga merupakan salah satu rahasia kecantikan yang telah diwariskan sejak zaman kuno.

Teh hijau tidak hanya dikenal sebagai minuman yang menyegarkan, tetapi juga kaya akan antioksidan dan nutrisi yang sangat menguntungkan bagi kesehatan kulit kamu loh. Kandungan polifenol yang tinggi dalam teh hijau memiliki sifat antioksidan yang kuat, membantu melawan radikal bebas dan menjaga kulit agar tetap segar dan bercahaya. 

Tidak hanya diminum, banyak wanita Jepang juga mengaplikasikan teh hijau langsung pada wajah mereka sebagai bahan dalam masker alami. Teh hijau telah menjadi bagian dari rutinitas perawatan kecantikan untuk merawat kulit secara alami dan menyegarkan.

2 dari 6 halaman

Mandi dengan Susu Kambing (Mesir Kuno)

Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya - Mandi dengan Susu Kambing (Mesir Kuno)

Tradisi selanjutnya berasal dari tradisi Mesir kuno yaitu mandi dengan susu kambing. Tradisi mandi dengan susu kambing telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perawatan kecantikan sejak zaman Mesir kuno.

Susu kambing mengandung asam laktat dan lemak yang memiliki khasiat melembapkan dan menyehatkan kulit secara alami. Keyakinan wanita Mesir kuno terhadap mandi dengan susu kambing sebagai rahasia kecantikan adalah karena mereka percaya bahwa ritual ini dapat menjaga kulit agar tetap halus, lembut, dan awet muda.

Bahkan pada zaman modern ini, banyak produk perawatan tubuh yang mengandung susu kambing sebagai bahan utamanya karena manfaatnya yang telah terbukti secara ilmiah dalam merawat kulit secara menyeluruh. Tradisi ini tetap menjadi inspirasi yang relevan dalam dunia perawatan kecantikan saat ini, menunjukkan betapa berharganya warisan kecantikan dari masa lampau.

3 dari 6 halaman

Masker Rambut dengan Minyak Kelapa (India)

Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya - Masker Rambut dengan Minyak Kelapa (India)

Di India, minyak kelapa telah menjadi bagian integral dari tradisi perawatan rambut yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Wanita-wanita India secara konsisten menerapkan minyak kelapa ke rambut mereka sebagai masker, tidak hanya untuk menjaga kelembapan alami rambut, melainkan juga untuk mencegah kerusakan dan mendorong pertumbuhan rambut yang sehat.

Tidak hanya itu, kandungan asam lemak dan vitamin E dalam minyak kelapa membawa manfaat tambahan bagi kulit kepala, membantu mengatasi masalah seperti ketombe dan iritasi. Penggunaan minyak kelapa telah menjadi praktik yang tak terpisahkan dalam perawatan rambut tradisional India, menunjukkan pentingnya dan kemanjuran bahan alami ini dalam menjaga kesehatan dan keindahan rambut.

 

4 dari 6 halaman

Riasan Tradisional Geisha (Jepang)

Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya - Riasan Tradisional Geisha (Jepang)

Riasan tradisional yang dikenakan oleh geisha di Jepang memiliki peran yang lebih dari sekadar untuk memperindah penampilan. Selain itu, riasan tersebut juga berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi kulit terhadap dampak buruk sinar matahari dan polusi lingkungan.

Riasan geisha terdiri dari lapisan bedak yang tebal dan beragam warna yang diaplikasikan dengan teknik khusus yang terampil. Bedak tersebut diformulasikan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti beras dan ekstrak tumbuhan yang membantu menjaga kulit agar tetap bersih dan cerah, serta melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal.

Riasan tradisional geisha tidak hanya menjadi simbol keindahan budaya Jepang, tetapi juga menyediakan perlindungan alami yang efektif bagi kulit mereka.

5 dari 6 halaman

Pijat Tradisional Gua Sha (Tiongkok)

Rahasia Kecantikan dari Berbagai Budaya - Pijat Tradisional Gua Sha (Tiongkok)

Gua Sha merupakan metode pijat wajah yang telah menjadi bagian dari tradisi perawatan kulit Tiongkok selama berabad-abad. Dalam praktiknya, teknik ini melibatkan penggunaan alat berbahan jade atau batu alam lainnya yang digunakan untuk memberikan pijatan pada kulit wajah.

Manfaatnya sangat beragam, mulai dari meningkatkan aliran darah di area wajah, mengurangi pembengkakan, hingga merangsang produksi kolagen untuk memperbaiki kekenyalan kulit. Selain itu, Gua Sha juga terkenal dapat mengurangi ketegangan otot wajah dan memberikan efek lifting alami, sehingga memberikan kesan wajah yang lebih segar dan bercahaya secara alami.

Dengan demikian, tradisi pijat wajah Gua Sha bukan hanya merupakan bagian dari warisan budaya Tiongkok, tetapi juga merupakan praktik yang efektif dalam merawat kulit dan kesehatan wajah secara keseluruhan.

 

6 dari 6 halaman

Meskipun teknologi dan tren kecantikan terus berkembang, tradisi-tradisi kuno dari berbagai budaya masih memiliki pengaruh yang kuat dalam perawatan kecantikan modern loh, Diazens.. Gimana, kamu tertarik nyobain tradisi yang mana nih?

 

Editor: Dhinda Aniesa Maulida

Beri Komentar