© 2021 Unsplash.com
Macam-macam gaya bahasa ini merupakan gaya bahasa yang bisa digunakan sehari-hari dan juga biasanya sering digunakan dalam penulisan sastra. Gaya bahasa biasanya disebut dengan majas yang mana berfungsi untuk menyampaikan pesan dengan cara berupa kiasan-kiasan.
Majas sendiri merupakan kalimat yang cukup sering digunakan dalam Bahasa Indonesia atau dalam penulisan sastra Indonesia. Macam-macam gaya bahasa yang digunakan ini bisa membuat sebuah tulisan semakin menarik dan membuat pembaca tidak bosan mendengarnya. Untuk itu, berikut ini beberapa macam-macam gaya bahasa yang digunakan sehari-hari, dilansir dari Liputan6
Gaya bahasa perbandingan adalah gaya yang digunakan dengan membandingkan atau menyandingkan objek yang satu dengan objek yang lain. Perbandingan ini dilalui dengan proses penyamaan, pelebihan atau penggantian.
Personifikasi
Majas ini berfungsi merubah benda mati menjadi sesuatu yang berperilaku layaknya manusia atau bisa dibilang benda yang dihidupkan.
Contoh : Seperti hujan yang melarangku untuk pulang
Metafora
Macam-macam gaya bahasa salah satunya ada majas metafora yaitu meletakkan sebuah objek dengan meletakkan pesan yang sama yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.
Contoh : Ada seorang teman dirinya dikejar-kejar oleh lintah darat
Asosiasi
Majas ini adalah majas yang berfungsi untuk membandingkan dua objek yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama. Biasanya maja ini menggunakan kata sambung bak, bagaikan, seperti.
Contoh : Kulitmu secerah sinar rembulan
Simile
Macam-macam gaya bahasa selanjutnya adalah Simile yang berarti menghubungan bak, bagaikan, ataupun seperti. Namun, majas simile ini menyandingkan kegiatan dengan ungkapan
Contoh : Kelakuannya bak hewan saja, tidak tahu malu!
Alegori
Macam-macam gaya bahasa salah satunya adalah majas alegori yang menyandingkan objek dengan kata-kata kiasan.
Contoh :
Di dalam perlombaan memenangkan hati, jurinya adalah perasaan.
Eufemisme
Eufemisme adalah gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan menggantinya menjadi yang lebih halus.
Contoh : Kasus penipuan marak beredar, para pelaku dihadapkan di meja hijau
Sinekdok
Majas sinekdok adalah gaya bahasa yang menyebutkan unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Selain itu ada sinekdok totem pro parte yang mana merupakan kebalikannya tentang gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.
Simbolik
Macam-macam gaya bahasa perbandingan salah satunya adalah majas simbolik yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.
Contoh : Kalau konsisten itu jangan panas-panas tai ayam.
Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang berfungsi untuk menyandingkan merek atau istilah sesuatu dengan merujuk pada benda umum
Contoh :
Kamu nggak mau minum Aqua?
Macam-macam gaya bahasa sindiran ini ada 3 macam. Berikut ini penjelasannya!
Ironi
Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh : Bersih sekali sepatumu, sampai tidak terlihat warna putihnya
Sinisme
Macam-macam gaya bahasa sindiran lainnya adalah sinisme yang merupakan sindiran yang dilakukan secara langsung.
Contoh : Apa kamu sudah mandi? Bau keringatmu ke mana-mana.
Sarkasme
Sarkasme adalah sindiran yang disampaikan secara kasar tapi menggunakan kiasan
Contoh : Itu anak bak sampah masyarakat aja. Kok nggak guna sekali!
Macam-macam gaya bahasa pertentangan adalah kumpulan gaya bahasa yang merupakan suatu bentuk gaya bahasa dengan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan yang dimaksud sesungguhnya.
Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan suatu kesan atau menanggapi sesuatu secara berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
Contoh : Uangnya benar-benar bisa buat beli rumah
Litotes
Litotes berkebalikan dengan hiperbola. Litotes sendiri merupakan ungkapan untuk merendahkan diri walaupun sebenarnya adalah sebaliknya.
Contoh : Maaf ya rumah kami kecil, jadi mohon dimaklumi.
Paradoks
Paradoks merupakan gaya bahasa yang membandingkan situasi asli dengan situasi kebalikannya.
Contoh: Dia tersenyum, meski hatinya sedih karena ditinggal sang kekasih.
Antitesis
Antitesis memadukan pasangan kata yang artinya memiliki makna yang berbeda atau bertentangan.
Contoh: Orang akan menilai baik buruk diri kita dari sikap kita kepada mereka
Paradoks
Paradoks merupakan gaya bahasa yang membandingkan situasi asli dengan situasi kebalikannya.
Contoh: Dia tersenyum, meski hatinya sedih karena ditinggal sang kekasih.
Antitesis
Antitesis memadukan pasangan kata yang artinya memiliki makna yang berbeda atau bertentangan.
Contoh: Orang akan menilai baik buruk diri kita dari sikap kita kepada mereka.
Berikut ini adalah macam-macam gaya bahasa penegasan yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada pembaca :
Repetisi
Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
Contoh : Di tempat ini aku pertama kali bertemu dengannya, di tempat ini aku berkenalan, di tempat ini aku selalu menunggunya, di tempat ini pula ia meninggalkanku.
Pleonasme
Pleonasme merupakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal.
Contoh: Kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada teman sekelas.
Retorika
Gaya bahasa retorika ini adalah gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak harus dijawab
Contoh : Kapan aku pernah memintamu untuk menuruti semua keinginanku?
Bisa dilihat bahwa macam-macam gaya bahasa ini cukup beragam. Gaya bahasa ini sangat bagus untuk digunakan dalam penulisan sastra atau artikel karena dapat membuat tulisan kamu menjadi hidup.