© Shutterstock
Bekerja di era yang menuntut semuanya serba cepat, seringkali kita dituntut untuk multi-tasking. Multi-tasking diartikan sebagai melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan dalam waktu yang sama.
Multi-tasking mungkin bisa jadi jawaban, tapi tidak semua orang bisa sukses melakukannya. Mengutip buku Company of One, karya Gloria Mark, profesor Departemen Informatika di Universitas California, menyebut untuk setiap gangguan butuh waktu sekitar 23 menit 15 detik agar seseorang bisa berkonsentrasi pada pekerjaan utama.
Artinya semakin banyak pekerjaan lain yang datang saat kamu mengerjakan tugas utama, semakin lama waktumu menyelesaikannya. Nah, single-tasking bisa jadi solusi untuk kamu yang kesulitan dengan mengerjakan tugas yang menumpuk.
Kalau selama ini kamu gampang stres dan makin tidak optimal bekerja karena multi-tasking, saatnya untuk mencoba single-tasking.
Single-tasking adalah berusaha fokus untuk mengerjakan suatu tugas sampai benar-benar tuntas. Saat sudah beres, baru kita beralih ke hal lainnya untuk dikerjakan.
Saat bekerja, otakmu akan memfokuskan perhatiannya secara penuh ke setiap tugas yang ada. Melakukan single-tasking juga membantumu meningkatkan ingatan jangka pendek.
Dengan begitu kamu bisa lebih banyak menghemat energi dalam bekerja.
Single-tasking mendorongmu agar menyelesaikan tugas dalam satu waktu, hal ini mengasah komitmenmu di setiap pekerjaan. Kalau sudah terbiasa dan akan benar-benar memaksimalkan setiap pekerjaan yang ada dan mengerjakannya dengan serius.
Pada saat WFH seperti ini, pasti banyak yang pikirannya mudah teralihkan. Seperti gangguan notifikasi smartphone yang muncul di jam kerja, atau suara orang rumah.
Gangguan-gangguan kecil memang sering mengganggu pekerjaan, tapi kalau kamu terbiasa menerapkan single-tasking, kamu bisa menghalau setiap distraksi. Dengan kata lain, kamu sudah membangun tembok tebal untuk menekan segala hal yang bisa mengganggu konsentrasi.
Terlalu sering mengerjakan tugas dalam satu waktu tidak hanya menguras energi, tapi juga pikiran dan emosi. Akibatnya, kamu bisa lebih gampang stres dan membuat kesalahan dalam bekerja.
Nah, single-tasking membuatmu jadi lebih teliti dan produktif, karena energimu masih tersimpan untuk mengerjakan tugas lain setelah satu tugas selesai.
Meningkatnya fokus dan ketelitian membuat setiap pekerjaan yang kamu lakukan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Kamu tidak perlu tergesa-gesa mengerjakan tugas yang pada akhirnya malah jauh diluar harapan dan kurang memuaskan.
Selain itu, single-tasking membuat pikiran dan tubuhmu jadi jauh lebih tenang. Kamu tidak terbebani antrian tugas dan memilih fokus pada satu tugas untuk diselesaikan.
Gimana, apakah kamu juga sudah menerapkan single-tasking?