© Shutterstock
Setiap hari pasti ada saja pegawai yang memutuskan berhenti kerja alias resign dari perusahaan. Melansir hrb.org, angka pengunduran diri pegawai di perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa Barat masih di bawah 10 persen. Tapi, beda halnya dengan beberapa negara Asia, jumlah pegawai yang resign dari perusahaan per hari lebih dari 10 persen.
Fenomena ini jelas menarik perhatian para peneliti. Mereka mencoba menelaah lebih jauh perilaku pegawai saat berhenti kerja. Salah satunya tentang cara-cara pegawai yang resign. Ada yang taat mengikuti peraturan, tapi ada pula yang main kabur gitu aja.
Hal ini memang sudah seharusnya dilakukan oleh tiap pegawai yang akan resign.
Pertama-tama, mereka bicara dengan manajernya untuk menjelaskan alasan pengunduran diri. Setelah surat resign resmi tiba di meja bos, pegawai tersebut tidak langsung berhenti. Mereka akan tetap bekerja setiap hari selama dua pekan hingga satu bulan sesuai aturan perusahaan. Dengan begitu, manajer bisa mengatur strategi pemindahan beban tugas yang ditinggalkan pekerja yang resign.
Bagaimana pun perusahaan yang ditinggalkan memberikan ilmu dan pengalaman berharga. Sehingga banyak juga yang memilih pergi dengan mengungkapkan rasa terima kasih. Mereka bahkan bersedia membantu dalam masa transisi kerja.
Banyak juga pekerja yang mengaku menyampaikan keinginan resign ini kepada atasannya sebelum mengajukan surat pengunduran diri.
Setelah pembicaraan ini, kedua pihak mengambil 'ancang-ancang'. Pegawai mencari pekerjaan baru, sementara manajer mengatur persiapan organisasi sebelum pegawai tersebut benar-benar keluar.
Hal ini biasa terjadi pada pegawai yang sudah 'gerah' bekerja di sebuah perusahaan. Maka, dia hanya berpikir untuk buru-buru resign saja. Meski mereka tetap melaksanakan prosedur pengunduran diri dan memenuhi persyaratan lainnya. Tapi mereka merasa tidak perlu menjelaskan alasan pengunduran diri secara detail kepada manajer.
Banyak juga yang menghindari bos pada hari-hari terakhirnya di kantor. Mereka tetap mengungkapkan keinginan resign pada rekan sejawat dan mengirim surat pada divisi sumber daya manusia sesuai prosedur. Tapi, mereka menghindari manajer dan membiarkan kabar pengunduran diri itu sampai ke telinga bos dengan sendirinya.
Yang namanya kabur sudah keluar dari perusahaan tanpa pamit. Mereka berhenti masuk kantor kemudian memutus segala jalur komunikasi dengan perusahaan.
Perlu diingat bahwa pegawai yang seperti ini akan membuat kesulitan untuk perusahaan dan tentunya diri sendiri.
Ada beberapa pegawai yang berhenti kerja dengan cara yang buruk. Mereka mencoba merugikan perusahaan dan rekan sejawat. Perilaku ini seringkali diekspresikan dalam bentuk serangan verbal. Hal ini jelas akan merusak hubungan perusahaan dan pegawai itu sendiri di masa yang akan datang.
Kalau kalian pernah tidak melakukan satu atau beberapa di antaranya?