Impostor Syndrome: Pantas Nggak sih Aku untuk Sukses?

Reporter : Sheila Fathin
Jumat, 25 Juni 2021 09:00
Impostor Syndrome: Pantas Nggak sih Aku untuk Sukses?
Jangan-jangan kamu kena Impostor Syndrome ~

Ketika kalian mendengar tentang Impostor Syndrome, tentunya kalian nggak akan berpikir ini tentang game “Among Us” yang sempat viral tahun lalu, kan?  Buang jauh-jauh ya pemikiran tentang itu dulu karena saat ini kita akan sedang membahas impostor yang ada di dalam diri kita ini.

Sebelum masuk ke pembahasan Impostor Syndrome, kira-kira Diazens pernah nggak merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri? Merasa kalau kemampuan yang kamu miliki ini sebenarnya gak pure kamu yang melakukannya ? Atau pernah nggak merasa kalau pencapaian yang kamu dapatkan saat ini bukanlah hasil jerih payah kamu sendiri melainkan kamu menipu seseorang hanya untuk mempercayai bahwa kamu memang kompeten? Kalau misalkan pernah dan kamu sedang merasakannya saat ini. Bisa saja kamu sedang mengalami yang namanya Impostor Syndrome.

 

1 dari 3 halaman

Apa itu Impostor Syndrome?

Impostor Syndrome

Impostor syndrome adalah pola psikologis di mana muncul perasaan kalau kamu mulai meragukan keterampilan, bakat, atau prestasi yang kamu miliki. Biasanya syndrome ini menyerang orang-orang yang memang memiliki kompetensi dan prestasi pada bidangnya. 

Selain itu, kamu juga terus dan terus merasa ketakutan untuk diekspos tentang keberhasilan kamu. Kamu merasa dirimu adalah seorang penipu karena keberhasilan yang kamu capai saat ini hanya bentuk dari keberuntungan atau kesuksesan yang diperoleh secara kebetulan. 

Serta, kamu merasa bahwa orang lain memiliki kemampuan yang lebih baik dari kamu sehingga mereka lah yang layak mendapatkannya bukan kamu. Intinya sih… kamu merasa kalau semua pencapaian itu adalah palsu.

Awal mula fenomena Impostor Syndrome ini diperkenalkan dalam sebuah artikel milik Dr. Pauline R. Clance dan Dr. Suzanne A. Imes yang berjudul “ The Impostor Phenomenon In High Achieving Women: Dynamics And Therapeutic Intervention”.  Dalam artikel ini ya, kira-kira dijelaskan kalau impostor syndrome itu erat kaitannya dengan perempuan. 

Perempuan kerap kali merasa kalau dirinya tidak layak mendapatkan sebuah prestasi yang diperoleh karena bagi mereka terlepas dari prestasi dan profesionalisme yang mereka dapat semata-mata itu hanya pembodohan publik saja. Perempuan-perempuan ini tetap percaya kalau mereka memang tidak cerdas dan lain sebagainya.

Alasan yang melatarbelakangi impostor syndrome yang melekat kepada perempuan berkarir adalah mereka tidak memiliki pengakuan internal atas pencapaian yang mereka lakukan. Sebabnya karena beberapa faktor seperti stereotip gender, dinamika keluarga, budaya dan gaya atribusi ini melekat di tubuh perempuan.

Namun sekarang ini, impostor syndrome tidak lagi hanya dirasakan berdasarkan gender saja. Tapi semua gender dari segala umur juga bisa merasakan impostor syndrome itu sendiri. Karena sebenarnya impostor syndrome ini adalah masalah psikologis yang semua orang juga bisa merasakannya. 

2 dari 3 halaman

Jenis-jenis Impostor Syndrome

Impostor Syndrome

Bukan cuman main game “ Among Us” aja kita harus menebak jenis-jenis perilaku dari impostor untuk menang. Bahkan, Impostor Syndrome aja harus ditebak oleh diri sendiri agar diri kita bisa lepas dari jeratan asumsi-asumsi yang mengatakan diri kita ini nggak layak untuk mendapatkan penghargaan itu.

Valerie Young, seorang yang ahli dalam Impostor Syndrome, dirinya menemukan kalau impostor ini memiliki polanya. Seperti apa?

  •  The Perfectionist

Menjadi seorang yang ingin hasil yang maksimal bukan hal yang salah kok. Cuman, kalau berlebihan juga gak baik. Impostor Syndrome jenis ini adalah The Perfectionist di mana diri kita menetapkan standar dan harapan yang terlalu tinggi untuk mereka capai, dan bahkan jika kita sudah memenuhi standar atau tujuan itu sebanyak 99% kita  tetap akan merasa gagal karena tidak sampai 100%.

  • The Expert

Kita merasa perlu untuk mengetahui setiap informasi sebelum memulai sebuah proyek dan terus-menerus mencari sertifikasi atau pelatihan baru untuk meningkatkan keterampilan. Kita tidak akan melamar pekerjaan jika tidak memenuhi semua kriteria dalam posting, dan mungkin ragu untuk mengajukan pertanyaan di kelas atau berbicara dalam rapat di tempat kerja karena takut terlihat bodoh jika belum tahu jawabannya.

  • The Natural Genius

Pola atau jenis seperti ini adalah orang yang berjuang dengan keras untuk mencapai sesuatu yang terkadang cenderung terlalu tinggi dan tidak bisa mencapai sesuatu hal itu. Mereka mulai berpikir kalau diri mereka tidak cukup baik dan seorang penipu karena biasanya mereka selalu bisa menyelesaikannya dengan mudah. 

  • The Soloist

Pola ini adalah pola di mana diri mereka merasa harus menyelesaikan tugas sendiri, dan jika mereka perlu meminta bantuan, mereka pikir itu berarti mereka gagal atau melakukan penipuan.

  • The Supermen or Superwomen

Ini mirip sih dengan fenomena Hustler Culture di mana kita mendorong diri kita untuk bekerja lebih keras daripada orang-orang di sekitar untuk membuktikan bahwa mereka bukan penipu. Mereka merasa perlu untuk berhasil dalam semua aspek kehidupan—di tempat kerja, sebagai orang tua, sebagai pasangan—dan mungkin merasa stres ketika mereka tidak mencapai sesuatu atau dianggap gagal.

3 dari 3 halaman

Siapa dan Mengapa Impostor Syndrome Bisa Terjadi?

Impostor Syndrome

Semakin ke sini, Impostor Syndrome tidak lagi hanya mempengaruhi perempuan saja. Terdapat penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan juga sama-sama rentannya untuk mengalami Impostor Syndrome. 

Impostor Syndrome ini diawali dengan perasaan ragu pada diri sendiri kemudian perasaan insecure dan mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tentunya hal seperti itu terjadi pada semua orang. 

Jika ditanya mengapa kita bisa mengalami Impostor Syndrome, jawabannya cukup singkat yaitu tidak ada jawaban satupun yang bisa menjelaskan mengapa kita bisa mengalami Impostor Syndrome ini. 

Beberapa ahli percaya kalau hal ini dipengaruhi oleh ciri-ciri kepripadian yang dimiliki masing-masing setiap orang. Jadi ya tiap orang beda ya, guys. Cuman kalau kamu merasakan hal-hal yang sudah disebutkan diatas kamu jadi bisa ngerti dan mencegahnya.

Impostor Syndrome ini bukan merupakan masalah psikologis yang serius tapi kalau kamu merasa kurang nyaman dengan keadaanmu kamu bisa banget untuk datang ke Psikolog agar bisa mendiagnosa permasalahan yang kamu alami. Impostor Syndrome ini bisa kamu cegah juga dengan membaca beberapa jurnal mengenai gejala-gejalanya. 

Jika memang saat ini kamu merasa bahwa kamu sedang mengalami Impostor Syndrome ada baiknya kamu rehat sejenak untuk menenangkan pikiranmu ya, Diazens. Kamu adalah orang yang berbakat dan semua pencapaianmu ini memang karena hasil kerja kerasmu. Nggak perlu meragukan diri apalagi membandingkan diri kamu dengan orang lain ya. 

Beri Komentar