© Daily.jstor
Pengangguran menjadi salah satu momen negatif bagi banyak orang dan juga ekonomi. Sebenarnya, penyebab dari pengangguran itu sendiri bisa karena beberapa faktor. Ada yang sukarela resign, ada yang dipecat, ada yang seseorang meninggalkan pekerjaannya karena alasan pribadi dan lain-lain.
Ditambah sejak adanya pandemi belakangan ini, tingkat pengangguran di Indonesia meningkat. Melansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2021 lalu tembus di angka 8,75 juta. Angka ini melonjak sebesar 1,82 juta dibanding tahun lalu yang sebesar 6,93 juta orang.
Meski bisa dibilang angka ini cukup membaik dibanding setelah bulan Februari di tahun 2020 kemarin, namun belum bisa dikatakan sepenuhnya pulih. Secara keseluruhan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2021 sebesar 6,29%. Itu berarti angkanya naik sebesar 4,94% dari Februari 2020.
Nah, terlepas dari pandemi yang sedang melanda, melansir dari berbagai sumber penyebab dari jenis-jenis pengangguran ini juga beraneka ragam buat cari tahu ya!
Ada tiga kelompok utama dalam jenis-jenis pengangguran yang didasari penyebabnya, yaitu:
Pertama, ada pengangguran siklis yang mana penyebabnya adalah perubahan ekonomi. Kategori pengangguran ini sangat dinamis dan bisa berubah setiap saat. Misalnya saat bisnis pada ekonomi sedang naik, perusahaan akan memperkerjakan lebih banyak karyawan. Sehingga tingkat pengangguran akan berkurang.
Sedangkan saat ekonomi sedang menurun, maka perusahaan akan membiarkan karyawannya pergi atau bahkan memberhentikan mereka sebelum pensiun. Hal inilah yang membuat tingkat pengangguran meningkat.
Serupa dengan siklis, pengangguran struktural juga dinamis yang mana dikarenakan faktor nilai yang diresepsikan oleh keterampilan seseorang. Terbayang nggak sih, kemajuan teknologi ternyata membawa dampak pada angka pengangguran.
Misalnya nih, pekerjaan A yang mulanya dilakukan oleh manusia bisa digantikan oleh robot atau mesin.
Hal ini membuat kesempatan manusia berkurang untuk bertahan dan bisa memicu pengangguran dalam angka besar. Bahkan, fenomena ini sering terjadi besar-besaran di revolusi industri loh! Jadi, meskipun keterampilan pekerja penting, namun sifatnya dinamis mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau keterampilan baru bisa menggantikan keterampilan yang sudah tua dan tidak lagi dibutuhkan.
Berbeda dengan jenis-jenis pengangguran di atas, pengangguran friksional ini sifatnya sementara dan bisa terjadi dengan berbagai cara. Misalnya saja para pekerja sementara keluar dari pekerjaan saat ingin berganti pekerjaan.
Contoh lainnya adalah pemogokan dan penutupan yang bisa membuat penangguhan pekerjaan. Namun, dalam taraf tertentu pengangguan friksional dikarenakan mobiltas tenaga pekerja yang kurang mumpuni.
Nah, kalau menurut para ekonom kayak Keynes dan Lerner pengangguran friksional ini cukup konsisten dengan kondisi lapangan kerja penuh. Sedangkan sebabnya sendiri adalah kesulitan dalam mendapatkan pekerja dan lowongan bersama.
Selain jenis-jenis pengangguran di atas yang mana paling utama, ada juga nih yang lainnya dan masih tergolong pengangguran berdasarkan penyebabnya, antara lain:
Pertama, ada pengangguran regional yang sebenarnya mirip dengan struktural. Namun, perbedaannya menurut Economics Online, peristiwa pengangguran ini hanya terjadi pada wilayah tertentu. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istiral regional unemployment.
Sesuai dengan namanya, pengangguran musiman ini para pekerjanya hanya bekerja pada batas waktu tertentu. Misalnya, pekerjaan panen saat tiba waktunya padi dituai. Jenis-jenis pengangguran musiman ini sebenarnya bisa dihindari, kok Diazens. Caranya dengan mencari hal baru untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
Selanjutnya, ada jenis-jenis pengangguran institusional yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Memang ada beberapa kebijakan pemerintah yang bisa memicu pengangguran. Dalam bahasa Inggris, istilah ini dikenal dengan institutional unemployement.
Misalnya, situasi dilanda pandemi seperti sekarang yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru. Sayangnya, ada beberapa pihak yang dirugikan sampai harus kehilangan pekerjaannya karena hal itu.
Kalau dari potensi kerjanya, pengangguran dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
Kategori setengah penganggur ini apabila keadaannya kamu ingin punya jam kerja lebih tapi nggak bisa karena beberapa alasan. Batas kerja sendiri menurut Badan Pusat Statistik selama 35 jam dalam seminggu.
Itu kenapa, orang yang bekerja di bawah waktu tersebut termasuk setengah penganggur. Tapi hal ini berbeda jika kamu memang nggak mau kerja lebih ya.
Jenis-jenis pengangguran selanjutnya adalah pengangguran terselubung atau biasa juga disebut dengan disguised unemployment. Maksud dari pengangguran terselubung adalah mereka bekerja, namun produktivitasnya ada yang salah.
Penyebabnya ada dua hal, pertama dibiarkan tanpa pekerjaan sehingga mereka tidak menghasilkan apapun. Alasan lainnya adalah mereka dipaksa bekerja terlalu keras sehingga mereka kelelahan dan justru nggak jadi produktif. Hal ini ditandai dengan rasio pekerjaan dan tenaga kerjanya. Jika tidak seimbang, besar kemungkinan mereka merupakan pengangguran terselubung.
Itulah jenis-jenis pengangguran yang dikelompokkan berdasarkan dua hal, penyebab dan potensi kerjanya. Semoga nggak terjadi kepada kamu ya Diazens.