© Freepik
Salah satu energy booster di kalangan pekerja adalah minuman berkafein. Khususnya bagi mereka yang harus berangkat dari dini hari untuk mengejar kendaraan umum agar sampai di kantor tepat waktu.
Cara yang paling efektif mengurangi ngantuk dan lesu adalah mengonsumsi minuman kopi agar rasa ngantuk tidak mengganggu produktivitas. Namun siapa sangka, kebiasaan mengonsumsi kopi ini justru membuat dampak caffeine crash.
Lalu, apa itu caffeine crash? Simak penjelasannya di bawah ini!
Hampir semua pekerja yang tubuhnya toleransi terhadap kafein memilih kopi sebagai minuman andalan untuk meningkatkan energi guna menjaga produktivitas mereka.
Namun, siapa sangka minuman yang diklaim sebagai energy booster ini lama-kelamaan dapat menimbulkan efek Caffeine Crash.
Caffeine Crash adalah kondisi di mana tubuhmu menjadi bersemangat dan berenergi usai mengonsumsi kopi. Namun hanya bertahan selam a 5 jam saja. Setelah efek kafein ini hilang, biasanya di siang hari, efeknya adalah membuat energi tubuhmu kembali memudar perlahan dan membuat pekerja atau seseorang mulai kehilangan konsentrasinya.
Pada kondisi yang lebih parah, Caffeine Crash ini bisa membuat seseorang dapat mengalami efek lainnya seperti merasa pusing, masalah pencernaan, hingga rasa cemas, dan sensitif.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh PubMed Central, saat seseorang mengonsumsi kopi, kandungan kafeinnya bekerja dengan cara merangsang saraf di otak untuk bekerja lebih keras dari biasanya sehingga menimbulkan efek lonjakan energi yang membuat seseorang jadi lebih fokus dan semangat.
Efak kafein dalam otak ini kemudian bekerja dengan cara menghalangi adenosin atau molekul yang tercipta daari kumpulan basa adenine. Adenosin inilah yang menyebabkan seseorang bisa merasakan mengantuk. Nah, kafein ini menghalangi adenosin untuk melekat pada reseptornya sehingga seseorang kehilangan rasa ngantuknya usai mengonsumsi kopi.
Tubuh yang mengenali bahwa adenosin ini menerima halangan untuk mencapai reseptornya akhirnya terus menerus memproduksi adenosin yang membuat efek kafein ini berangsur mulai berkurang dan molekul adenosin dapat melekat kembali pada reseptornya.
Karenanya, terbentuklah fenomena caffeine crash tersebut.
Meski caffeine crash tidak dapat dicegah apabila tubuhmu memang mengalami kelelahan dan kurang tidur, hal ini juga bisa terjadi begitu saja apabila kamu memaksa diri untuk bekerja lebih keras.
Oleh karena itu, daripada mengalami efek kafein yang lebih berat. Berikut cara pencegahan caffeine crach dan tips menghindari kecanduan kafein.
Terdengar klise dan sederhana, manfaat air putih memang tidak bisa diragukan lagi.
Air putih mampu membuat tubuhmu jauh lebih berenergi ketimbang kafein.
Selain itu, hal yang perlu kamu ketahui adalah kopi tidak bisa menghidrasi tubumu. Minuman berenergi juga tidak bisa menggantikan cairan tubuhmu.
Ingin lebih bugar dan fit, minumlah lebih banyak air putih.
Tak bisa disangkal, ngantuk adalah tanda tubuh yang kelelahan dan kekurangan waktu untuk beristirahat.
Jika kamu mampu memperbaiki jam tidurmu, maka kamu tak perlu repot untuk menghalangi tubumu memproduksi lebih banyak molekul adenosin di siang hari.
Tahukah kamu, kopi menjadi salah satu minuman yang dapat merusak fungsi ginjal untuk menyerap air karena kandungan diuretiknya.
Terlalu banyak mengonsumsi kafein justru meningkatkan resiko batu ginjal dan sakit ginjal koronis.
Pada kasus caffein crash, kamu mungkin tidak akan mengalami lagi rasa berenergi yang tinggi usai minum kopi karena masalah resistensi kafein.
Minum kopi dalam keadaan perut kosong tidak akan membuat tubuhmu jadi lebih fokus, lho.
Justru ini akan meningkatkan proses terbentuknya asam lambung dan gas yang membuat perutmu jadi kembung.
Dalam kasus yang lebih parah, kamu bisa mengalami grastitis atau luka organ dalam akibat peradangan dinding lambung karena produksi asam lambung yang berlebihan.
Alih-alih membuatmu jadi lebih produktif, efek buruknya jadi bikin kamu harus jatuh sakit.
Nah, usai melihat efek dari caffeine crash ini, masih ingin menjadikan kopi sebagai andalan energy booster?