© 2020 Https://www.unsplash.com/Charles Deluvio
Konflik dapat terjadi dari tahap pekerja hingga manajer tingkat atas. Dalam taraf tertentu, konflik di dunia kerja dapat menjadi nilai positif untuk meningkatkan sikap bersaing antar divisi.
Namun dalam jangka panjang, konflik internal dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. Lalu, bagaimana seharusnya kamu menangani konflik internal di dalam perusahaan?
Komunikasi internal yang buruk dapat menjadi pemicu konflik internal. Tidak jarang masalah konflik internal hanya bersumber dari komunikasi yang buruk antara satu karyawan dengan karyawan lainnya.
Untuk menghindari hal ini sebisa mungkin dengan membangun komunikasi yang sehat dan jelas saat bekerja. Bangun komunikasi yang direkam antara kedua pihak menggunakan memo atau media lain yang dapat diakses oleh kedua belah pihak. Dengan cara ini kedua belah pihak bisa saling mengenal materi apa yang sedang dibicarakan sehingga mengarah pada diskusi lain yang bisa memperburuk keadaan.
Setiap pekerja di perusahaan pasti memiliki job description dan juga tanggung jawabnya masing-masing. Job description disusun agar setiap karyawan mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing.
Namun tidak jarang untuk menjalankan tanggung jawab tersebut kita harus bersentuhan dengan pekerja atau divisi lain di dalam perusahaan. Tidak jarang kiasan ini menjadi awal dari drama konflik internal yang panjang dan melelahkan.
Agar tidak terjadi konflik yang berlebihan, usahakan untuk selalu bekerja sesuai porsi tanggung jawab masing-masing. Jika ada pekerjaan yang memang harus bersinggungan dengan divisi lain, niscaya kita tidak akan menyalahi kewenangan yang kita miliki.
Sebagai pengambil kebijakan di perusahaan, manajemen tingkat atas juga perlu membuat regulasi untuk mengelola konflik internal. Manajemen dapat membuat aturan yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang berkepentingan jika terjadi konflik.
Regulasi tersebut bisa dalam bentuk Memo atau SOP yang mengatur bagaimana menyelesaikan konflik sesuai kewenangannya masing-masing. Dengan adanya hal tersebut diharapkan konflik dapat diselesaikan oleh semua pihak tanpa harus mengorbankan waktu dan produktivitas setiap pekerja yang terlibat.