© Shutterstock.com/g/stockbroker
Saat melalui momen interview, ada kalanya kita dihadapkan dengan pertanyaan mengenai gaji yang diinginkan. First jobber yang terbilang belum punya pengalaman, biasanya bingung banget nih kalo ditanya masalah gaji.
Udah pasti pengen gaji tinggi sih, tapi kadang mereka 'berbaik hati' dengan meminta gaji sesuai kebijakan perusahaan. Padahal, perihal gaji nih bisa dinegosiasikan dengan pihak perekrut lho.
Biar kamu nggak asbun alias asal bunyi yang justru bisa merugikan diri sendiri, maka kamu perlu menerapkan strategi perihal negosiasi gaji.
Saat kamu memutuskan untuk melamar kerja di suatu perusahaan, maka kamu perlu cari-cari info mengenai gaji yang bisa diberikan perusahaan tersebut. Cari-cari di Google deh, mengenai standar gaji di perusahaan tersebut.
Tapi bukan hanya standar gaji di perusahaan, kamu juga mesti cari-cari info tentang rata-rata gaji di daerah tersebut dengan posisi yang sama. Misal kamu melamar jadi staff accounting di Surabaya, nah kamu cari deh rata-rata gaji staff acounting di Surabaya itu berapa.
Dengan mengetahui rata-rata gaji di suatu daerah, kamu bisa tau standar gaji yang akan kamu terima nantinya berapa. Selain mengetahui standar gaji yang berlaku, tentu aja kamu juga harus memahami kemampuan apa yang nanti bisa kamu 'jual' pada pihak perusahaan tersebut.
Saat proses negosiasi gaji, kamu perlu membeberkan skill dan kemampuan yang kamu miliki. Supaya dengan demikian, pihak perekrut pun bisa mempertimbangkan gaji yang sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki.
Sebutkan gaji yang kamu inginkan, tapi tentu dengan mempertimbangkan standar gaji rata-rata yang berlaku ya. Boleh aja sih kalau kamu meminta gaji yang sedikit lebih tinggi dari rata-rata, tapi jangan lupa meyakinkan perekrut bahwa kemampuan yang kamu berikan pun setimpal dengan gaji yang diberikan ya.