Sering Dilakukan, Ternyata 'Senyum Karir' tuh Berdampak Buruk loh!

Reporter : Olivia Lidya Elsanty
Rabu, 1 Juli 2020 10:15
Sering Dilakukan, Ternyata 'Senyum Karir' tuh Berdampak Buruk loh!
Senyum karier sih kebanyakan karena terpaksa ya..

Mungkin masih banyak yang asing dengan sebutan senyum karir. Beberapa saat yang lalu saya melihat sebuah iklan di mana seorang pekerja tampak beberapa kali tersenyum pada bosnya, tapi baru disadari bahwa senyum itu ternyata sebuah keterpaksaan.

Dari iklan itu juga saya mengetahui bahwa senyum yang cenderung dipaksakan saat di tempat kerja, ternyata disebut sebagai senyum karir. Tanpa disadari, hampir semua pekerja pasti pernah mempraktikkan senyum karir ini pada atasannya.

1 dari 3 halaman

Wajar kok, tapi ternyata senyum karir ini bisa berdampak buruk loh. Melansir dari Times of India, pekerja yang seringkali memaksakan senyum di tempat kerja, cenderung minum lebih banyak setelah jam kantor. Eits, bukan minuman biasa yaa, tapi ternyata minuman keras seperti alkohol.

Tim Peneliti dari University at Buffalo dan Penn State telah menganalisis lebih dari 1.500 data pekerja yang bekerja di sektor publik.

2 dari 3 halaman

Ilustrasi Pekerja Tertekan

Para pekerja dimintai keterangan terkait kebiasaan minum mereka, seberapa besar kontrol yang mereka miliki saat bekerja, serta seberapa impulsifnya mereka. Para pekerja ini juga ditanya mengenai seberapa sering mereka menerapkan senyum karier dan seberapa sering mereka menekan emosi yang sebenarnya.

Hasilnya, pekerja yang sering menunjukkan senyum karir ternyata cenderung minum lebih banyak alkohol daripada karyawan lain. Begitu juga pekerja yang tidak memiliki kontrol dan cenderung impulsif, mereka jadi lebih sering menekan emosi sesungguhnya dan berakhir dengan minum alkohol lebih banyak.

3 dari 3 halaman

Tim peneliti menyatakan bahwa pekerja semacam ini biasa jadi sudah lelah karena mengontrol emosinya selama jam kerja. Akibatnya, perilaku mereka justru jadi tidak terkontrol manakala jam kerja sudah usai.

Penelitian yang dimuat dalam Journal of Occupational Health Psychology ini menyatakan bahwa yang dibutuhkan pekerja semacam ini adalah lingkungan kerja yang sehat. Dengan lingkungan kerja yang sehat, serta pemberian kontrol atas pekerjaannya sendiri, pekerja akan jadi lebih profesional dan bertanggung jawab.

Beri Komentar