© Shutterstock
Klaim reimbursement dilakukan oleh karyawan jika ia mengeluarkan biaya pribadi yang digunakan untuk operasional perusahaan. Misalnya seperti biaya konsumsi, biaya kesehatan, dan biaya akomodasi.
Pengajuan klaim ini harus berdasarkan bukti bahwa sejumlah uang telah dikeluarkan untuk biaya operasional perusahaan. Bukti yang diminta biasanya berupa seperti nota pembayaran.
Meski terkesan sepele, kadang ada saja kendala yang terjadi saat melakukan pengajuan klaim reimbursement. Seperti contohnya muncul alur keuangan perusahaan yang berantakan karena klaim yang dilakukan tidak sesuai dengan tanggal yang tertulis di nota. Lalu apabila ada beberapa karyawan yang melakukan klaim, maka kemungkinan uang yang diterima tidak akan sesuai dengan pengeluaran.
Lalu bagaimana agar kendala-kendala tersebut tidak terjadi? Simak tips di bawah ya!
Hal pertama adalah menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan. Mulai dari bukti invoice, kwitansi dan bukti pembayaran lainnya. Pastikan bukti-bukti itu asli dan disimpan secara rapi sehingga tidak rusak.
Saat mengajukan klaim pada perusahaan, sebaiknya tidak menunda pemberian bukti. Ini agar proses pengembalian dana bisa berjalan lebih cepat sekaligus untuk meminimalisir adanya kemungkinan hilangnya bukti transaksi.
Setiap perusahaan punya syarat dan prosedur masing-masing dalam proses reimbursement. Untuk itu sebelum mengajukan klaim, pastikan kamu sudah memahami syarat dan ketentuan yang berlaku agar penggantian biaya bisa segera diproses lebih lanjut.
Jika proses klaim sudah disetujui dan mendapatkan uang pengembalian, maka jangan sungkan untuk menghitung dan memeriksa kembali jumlahnya. Apabila ada kekurangan jumlah dana pengembalian, segera ajukan kembali kekurangan dengan bukti bayarnya tersebut.
Penting bagi perusahaan maupun karyawan untuk selalu meninjau ulang atau menghitung dana pengembalian, karena dalam proses ini bisa saja terjadi kecurangan.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!