© Unsplash/ Scottwebb
Ada beberapa cara yang bisa bantu memprediksi cuaca, salah satunya dengan mengenali aneka jenis awan berdasarkan ketinggiannya. Yap, awan bisa dibedakan berdasarkan ketinggiannya, Diazens.
Awan sendiri merupakan massa tetesan air atau kristal beku yang terkandung di atmosfer dan berada di atas permukaan bumi maupun planet lain. Nah, awan bisa terbentuk karena adanya proses pengembunan uap air yang ada di udara akibat suhu dingin di atmosfer.
Keberagaman jenis awan ini bisa menghasilkan hujan, salju atau hanya bergerak lalu menghilang. Yuk, kita kenalan sama jenis awan di bawah ini!
Jenis awan ini pertama kali dikelompokkan pada tahun 1984 oleh Komisi Cuaca Internasional. Berdasarkan ketinggiannya dari permukaan tanah, jenis awan menjadi empat bagian, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan perkembangan vertikal. Awan tinggi memiliki ketinggian 6-12 Km dari permukaan tanah dan memiliki tiga jenis awan.
Golongan awan tinggi yang pertama ada awan cirrus. Awan ini menandakan kalau cuaca sedang cerah, Diazens. Bentuknya seperti struktur serat yang halus dan kadang ada juga yang seperti bulu burung. Bentuk lainnya juga ditandai serupa pita yang melengkung di langit seolah bertemu di beberapa titik ufuk.
Awan cirrus ini mengalau cahaya matahari atau bulan yang menimbulkan fenomena alam halo, yaitu terjadinya awas cirrus yang membiaskan sinar matahari akibat es dalam awan sehingga membentuk lingkaran yang mengelilingi matahari seperti cincin. kandungan kristal yang ada pada awan ini membuatnya jarang menghasilkan hujan.
Berbeda dengan cirrus, kalau jenis awan cirrostratus ini memiliki tekstur yang sangat halus namun berwarna kelabu. Ia memiliki serabut tipis yang menyerupai cadar dan bisa menutup sebagaian isi langit. Bentuknya kadang menyerupai anyaman tidak teratur.
Awan ini mengandung kristal es yang cukup banyak dan letaknya juga sangat tinggi. Itu kenapa pada keadaan tertentu bisa menebal dan membuat fenomena halo.
Pernah nggak sih kamu melihat hamparan awan yang bergelombang seperti domba atau sisik ikan tipis? Nah, kalau itu namanya awan cirrocumulus. Bentuknya yang teratur ini membuat para pelaut menyebutnya sebagai gerombolan ikan makerel di langit. Soalnya kadang juga berubah menjadi warna abu-abu dan menyerupai sisik ikan. Lucu ya?
Cirrocumulus disebut sebagai awan yang paling cantik loh! Letaknya ada di 5 Km di atas permukaan. Ada banyak kandung kristal es dan tetesan air yang sangat dingin pada cirrocumulus karena letaknya yang sangat tinggi.
Selanjutnya ada jenis awan sedang. Awan-awan ini letaknya di ketinggian sekitar 2-6 Km dari permukaan tanah.
Memiliki penampakan yang serupa dengan cirrocumulus, awan altocumulus memiliki bentuk yang seperti gumpalan kapas menyebar di langit. Awan-awan tersebut saling terikat dengan warna putih dan abu-abu.
Uniknya, pesebaran awan ini teratur loh polanya sehingga bisa menyelimuti sebagian besar permukaan langit. Tapi kamu perlu waspada kalau melihat awan altocumulus ya. Soalnya awan ini menandakan akan terjadi hujan deras disertai petir.
Kalau jenis awan altostratus memiliki bentuk berupa lembaran yang tipis membentuk jalur-jalur berwarna keabu-abuan. Mereka bisa menutup sebagian besar permukaan langit meski beberapa lainnya masih bisa ditembus oleh sinar matahari.
Awan ini punya banyak banget kandungan butiran airnya. Itu kenapa kalau awan altostratus yang nampak di langit, berarti bisa menghasilkan hujan ringan dan virga (hujan yang nggak sampai ke tanah). Awan ini biasanya terbentuk pada saat senja atau malam hari kemudian akan perlahan menghilang saat matahari mulai terik.
Selanjutnya, ada awan rendah. Ketinggiannya kurang dari 2 Km dari permukaan tanah. Berikut ini beberapa jenis awan rendah.
Pernah nggak kamu merasa awan sangat dekat denganmu seolah bisa digapai? Bisa jadi itu adalah awan stratocumulus yang merupakan sebutan untuk awan paling rendah.
Bentuk awannya bulat bergumpal yang terlihat berkumpul atau memisah secara teratur dengan warna keabu-abuan. Kalau kamu bertemu dengan awan seperti ini, tandanya akan datang hujan namun tidak lebat, Diazens.
Kalau awan stratus bentuknya berupa lapisan tipis yang melebar di langit dengan warna putih keabu-abuan. Kadang, volume awan ini tebal sehingga cahaya matahari bisa tertutupi.
Tandanya bukan hanya akan hujan ringan atau gerimis, tapijuga tekanan udara yang stabiil di atmosfer. Awan ini seringkali juga muncul saat cuaca sangat panas loh!
Kalau kamu lihat awan nimbostratus sih sudah pasti tahu ya tandanya cuaca bakalan kayak gimana. Soalnya awan ini berbentuk tebal dan polanya nggak teratur. Warnanya juga lebih gelap keabu-abuan.
Tekstur awan yang tebal membuat cahaya matahari tertutup. Sehingga, awan ini menghasilkan hujan dan salju. Bahkan di wilayah tropis kayak Indonesia, curah hujannya cukup tinggi loh!
Terakhir, ada jenis awan perkembangan vertikal. Awan ini berada di ketinggian di atas 450 M dari permukaan tanah.
Pernah lihat gumpalan awan yang terasa dekat dengan kita? Yap, itulah awan cumulus yang tebal dan bentuknya memanjang ke atas. Bentuk awan ini dikarenakan terjadi tekanan udara di atmosfer yang labil.
Awan cumulus ini mengandung butiran air dan juga es yang sangat dingin. Uniknya, pada bagian awan yang terkena sinar matahari akan terlihat kilauan berwarna putih loh!
Nah, kalau keadaan awan cumulus terus berlanjut maka akan berubah menjadi awan cumulonimbus. Awan ini bentuknya menjulang ke atas seperti kubah. Cumulonimbus berwarna abu-abu gelap yang mana menandakan akan datangnya hujan deras.
Selain itu juga mendatangkan angin dan petir yang menyertai. Ia juga mengandung muatan listrik di dalamnya. Makanya, awan ini sering disebut sebaga awan berbahaya.
Jadi, itulah aneka jenis awan berdasarkan ketinggiannya yang bisa menjadi pedoman untuk memprediksi cuaca. Semoga membantu ya, Diazens!