© Instagram.com/viralkak
Kehidupan di dunia ini memang penuh perjuangan. Apalagi asam garam kehidupan rumah tangga, semua tampak semakin komplit setelah hidup dalam satu ikatan pernikahan.
Bertanggung jawab atas istri dan keluarga menjadi beban berat yang harus dipikul oleh kepala keluarga. Seperti yang dilakoni Pak Mustofa ini. Pria berusia 72 tahun yang rela kerja keras banting tulang untuk keluarga tercinta.
Tinggal di becak selama sepuluh tahun, kerja keras kakek pengayuh becak ini masih harus berlanjut hingga usia senjanya.
Diunggah oleh akun Instagram @viralkak, pria bernama Mustofa ini diketahui telah hidup dan tinggal di becak miliknya selama lebih dari sepuluh tahun.
Sehari-hari pria ini bekerja sebagai pengayuh becak di Jakarta. Hasilnya, ia hanya mendapatkan Rp 10 ribu rupiah dari kerja kerasnya seharian penuh.
Demi menghidupi sang istri dan keluarganya yang tinggal di Gunung Malang, Bogor, kakek ini bertahan hidup semampunya tanpa mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
Hidup di perantauan, tak jarang kakek Mustofa tak mendapatkan pelanggan sama sekali, dan ia harus menerima jika tak mendapatkan pemasukan sama sekali dari becaknya.
Dikutip dari laman Instagram @viralkak pada Jumat (3/9), istrinya di kampung bekerja sebagai buruh sapu lidi.
“ Istri di kampung buruh sapu lidi,” terang akun tersebut.
Setelah ditelusuri, rumah tinggalnya di Bogor juga terlihat tak begitu layak. Tampak begitu sedergana dengan dinding bamboo dan tembelan-tembelan plastik di beberapa area.
Melihat unggahan tersebut, tak sedikit warganet yang memberikan komentar baik. Mulai dari doa hingga ingin membantu pria pengayuh becak tersebut.
“ Sehat selalu pak dan selalu dilancarkn rejekinya orang2 baik,” tulis seorang netter.
“ open donasi please,” timpal netter yang lain.
“ Harusnya yang begini yang layak di bantu,” balas warganet lainnya.
“ Pak presiden tolong bantu bapak2 kayak gini.yg bener2 membutuhkan????????????????,” balas netter berhati mulia lainnya.
Terima kasih orang-orang baik, semoga keluarga yang membutuhkan seperti Pak Mustofa bisa mendapatkan bantuan selayaknya. Dan maling-maling uang rakyat bisa membuka mata dan melihat masalah sosial yang seperti ini.