© Instagram.com/kknmovie
Popularitas film KKN di Desa Penari membuat film rilisan MD Pictures ini menjadi film horor sekaligus film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film ini diketahui diadaptasi dari sebuah cerita horor viral di Twitter pada tahun 2019.
Menurut penulis cerita, KKN di Desa Penari diangkat dari sebuah kisah nyata yang dialami oleh sekelompok mahasiswa ketika mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Usai viral hingga dibuatkan buku, cerita ini pun diangkat ke dalam layar lebar.
Seiring dengan kepopuleran film tersebut, beberapa fakta terkait lokasi syuting film pun bermunculan. Bahkan, diketahui lokasi film syuting ini mengambil lokasi di Padukuhan Ngluweng, Kelurahan Ngleri, Kapanewong Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Dalam proses syutingnya, pihak rumah produksi diketahui menggunakan 4 rumah, yaitu rumah milik Ngadinah, Ngatimin, Marsono, dan Ngadiyo. Namun, baru-baru ini diketahui rumah milik Ngadiyo disebut-sebut dijual karena suasana rumah yang dianggap menyeramkan usai syuting.
Mengutip dari Liputan6.com, berikut 4 fakta rumah tempat syuting KKN di Desa Penari
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang merupakan salah satu lokasi syuting KKN di Desa Penari dikabarkan akan dijual oleh pihak keluarga dengan harga Rp 60 juta. Pihak keluarga memilih menjual rumah tersebut pasalnya tidak lama usai syuting berakhir, Mbah Ngadiyo sang pemilik rumah meninggal dunia.
Tidak sampai di situ saja, usai meninggalnya Mbah Ngadiyo, sang istri memilih untuk tinggal bersama dengan anak-anaknya. Ia mengungkapkan jika kondisi rumah usai dijadikan tempat syuting KKN di Desa Penari semakin seram hingga membuatnya merasa ketakutan.
Lokasi rumah mbah Ngadiyo sendiri dipilih karena letaknya yang cukup terpencil. Bahkan di sekeliling rumah tersebut ditumbuhi dengan pohon bambu. Dengan kondisi ini, hawa rumah tersebut cukup terasa dingin dan seram.
Warga sekitar juga menyebut sejak rumah sang pemilik meninggal dunia, rumah tersebut nampak semakin seram. Namun, diketahui pula, jika hasil daru rumah yang disewa untuk syuting tersebut mampu untuk membeli sebidang tanah.
Bukan hanya lokasi yang berada di tempat terpencil dan dikelilingi oleh bambu saja yang membuat rumah tersebut seram. Namun, ada pula cerita mistis yang beredar di masyarakat sekitar.
Hal ini bermula saat seorang warga yang ingin memberikan zakat mal ke rumah tersebut. Saat warga mengetuk pintu dan memberikan salam, terdengar jawaban dari balik pintu. Akan tetapi setelah warga tersebut menunggu cukup lama tidak ada orang yang membukakan pintu tersebut. Akhirnya, ia memilih untuk pergi ke rumah warga lainnya.