© 2022 Instagram.com/@filminang
Film horor 'Inang' sudah tayang di bioskop sejak 13 Oktober 2022. Film yang mendapuk Naysilla Mirdad sebagai pemeran utamanya ini cukup menyita perhatian publik.
Genre horor yang diusung dalam film 'Inang' disebut-sebut menampilkan hal yang berbeda dibandingkan film horor lainnya di Tanah Air. Jika kebanyakan film horor mengangkat sosok hantu atau tempat mistis, 'Inang' hadir mengangkat mitos jawa yang cukup kental 'Rebo Wekasan'.
Berikut 5 fakta menarik film 'Inang' yang wajib masuk list tontonan kamu!
View this post on Instagram
Hal menarik dari hadirnya film 'Inang' adalah cerita yang mnegusung mitos masyarakat jawa "Rabu Wekasan". Itu adalah hari Rabu terakhir di bulan safar, yang bagi masyarakat Jawa diyakini sebagai turunnya berbagai musibah dan petaka.
Untuk mencegah terjadinya musibah atau petaka, masyarakat Jawa biasanya menggelar ritual untuk menolak bala. Mitos ini menyebutkan, siapa saja yang melahirkan bayi di hari 'Rabu Wekasan' harus diruwat di hari itu juga untuk menghindari kesialan.
Banyak membintangi sinetron dan FTV, Naysilla Mirdad kini mulai merambah dengan aktif ke dunia film. 'Inang' menjadi debut keduanya dalam perfilman di Tanah Air.
Sebelumnya, pada 2018 lalu dirinya didapuk sebagai pemeran utama dalam film berjudul Kasinem is Coming. Selain itu, Inang juga menjadi film horor pertama yang dibintangi oleh putri dari Lydia Kandou ini.
Nama sutradara Fajar Nugros sudah tak asing di telinga pecinta film Indonesia. Tapi, ini merupakan film horor pertama yang dibuatnya.
Ia mengaku tertantang menggarap film 'Inang'. Apalagi, genrenya jauh berbeda dengan film komedi yang biasa ia kerjakan.
Selain Naysilla Mirdad, sang ibu Lydia Kandou juga ikut bermain di film 'Inang'. Ini menjadi debut pertama mereka beradu akting bersama.
Main film bersama, ibu dan anak saling berdiskusi untuk mendapatkan akting terbaik.
Film besutan Fajar Nugros ini menceritakan tentang seorang perempuan yang berprofesi sebagai kasir supermarket bernama Wulan (Naysilla Mirdad). Ia ditinggal pacarnya setelah dirinya dihamili.
Namun, Wulan tetap berjuang seorang diri untuk membesarkan janin yang tengah dikandungnya. Ia pun melakukan berbagai cara agar anaknya dapat hidup, sekali pun cara tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan.