© IMDb
Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Hari ini diperingati untuk mengenang jasa para santri yang telah berjuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ada banyak film Indonesia yang mengangkat tema santri dan pesantren. Film-film tersebut dapat menjadi sarana untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupan santri dan pesantren, serta peran santri dalam sejarah Indonesia.
Hari Santri Nasional merupakan salah satu momen penting di Indonesia yang memperingati peran santri dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai agama, budaya, dan kebhinekaan. Santri adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan dan keberagaman bangsa, dan film-film Indonesia telah seringkali mengangkat kisah-kisah inspiratif para santri.
Berikut adalah rekomendasi film Indonesia yang cocok untuk merayakan Hari Santri Nasional dengan kisah-kisah inspiratif dan mengharukan.
Sang Pencerah adalah film drama biografi Indonesia tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, dan Slamet Rahardjo. Film ini mengisahkan perjalanan hidup Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dalam menegakkan Islam di Indonesia.
Film dimulai dengan kisah Darwis, seorang pemuda berusia 21 tahun yang gelisah dengan pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, syirik, dan bid'ah. Ia melihat banyak praktik keagamaan yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Salah satunya adalah arah kiblat Masjid Besar Kauman di Yogyakarta yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika.
Darwis kemudian pergi ke Makkah untuk mempelajari Islam secara langsung. Di sana, ia bertemu dengan ulama-ulama besar yang mengajarkannya tentang Islam yang benar. Setelah kembali ke Indonesia, Darwis mulai menyebarkan ajarannya di Yogyakarta.
Pada tahun 1912, Darwis mendirikan Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang bertujuan untuk menegakkan ajaran Islam yang murni. Muhammadiyah berkembang pesat dan menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Film Sang Kiai adalah film biografi Indonesia yang rilis pada tahun 2013. Film ini disutradarai oleh Rako Prijanto dan dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, dan Adipati Dolken. Film ini mengisahkan tentang perjuangan KH Hasyim Asyari, seorang ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama, dalam menghadapi penjajahan Jepang di Indonesia.
Film dibuka dengan kedatangan pasukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan cara-cara halus, salah satunya dengan menggunakan agama. Jepang meminta para kiai untuk melakukan sekerei, sebuah ritual penyembahan kepada roh Shinto.
KH Hasyim Asyari, sebagai salah satu kiai terkemuka di Indonesia, menolak untuk melakukan sekerei. Ia menganggap bahwa sekerei adalah syirik dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Penolakan KH Hasyim Asyari membuat Jepang marah. Ia ditangkap dan dibawa ke penjara di Jakarta.
Penangkapan KH Hasyim Asyari menimbulkan kemarahan di kalangan santri dan masyarakat. Salah satu santri KH Hasyim Asyari, Harun, menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demonstrasi menuntut kebebasan sang kiai. Namun, demonstrasi tersebut justru menimbulkan korban jiwa.
KH Hasyim Asyari akhirnya dibebaskan dari penjara setelah adanya perundingan antara Jepang dan para ulama. Namun, Jepang tetap berusaha menekan KH Hasyim Asyari. Mereka meminta KH Hasyim Asyari untuk mendukung Jepang dalam melawan pasukan Sekutu.
KH Hasyim Asyari menolak permintaan Jepang. Ia tetap berpihak kepada rakyat Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan. Pada akhirnya, KH Hasyim Asyari menjadi salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Film ini mengisahkan tentang Anissa (Revalina S. Temat), seorang perempuan muslimah yang lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Anissa adalah sosok yang cerdas, berani, dan memiliki pemikiran yang bebas. Ia tidak segan-segan untuk menentang tradisi yang mengekang perempuan.
Anissa tumbuh di lingkungan pesantren yang didominasi oleh laki-laki. Ia menyaksikan bagaimana perempuan diperlakukan secara tidak adil. Ia juga menyaksikan bagaimana perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan mengembangkan diri.
Anissa bertekad untuk mengubah keadaan tersebut. Ia ingin agar perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Ia ingin agar perempuan dapat belajar dan mengembangkan diri tanpa adanya halangan.
Anissa mulai memperjuangkan hak-hak perempuan di pesantren. Ia menentang tradisi yang mengekang perempuan, seperti tidak boleh bersekolah, tidak boleh berorganisasi, dan tidak boleh bekerja.
Perjuangan Anissa tidak mudah. Ia harus menghadapi berbagai halangan, baik dari keluarga, masyarakat, maupun dari lingkungan pesantren. Namun, Anissa tidak menyerah. Ia terus berjuang untuk mewujudkan cita-citanya.
Pada akhirnya, perjuangan Anissa membuahkan hasil. Ia berhasil membuka jalan bagi perempuan untuk mendapatkan hak-hak yang sama dengan laki-laki.
Film ini mengisahkan tentang Alif Fikri, seorang remaja asal Maninjau, Sumatra Barat yang bercita-cita menjadi penulis. Ia dikirim oleh ibunya untuk belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, sebuah pondok pesantren modern di Ponorogo, Jawa Timur.
Di Gontor, Alif bertemu dengan lima orang sahabat barunya, yaitu Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Mereka berenam membentuk sebuah kelompok yang disebut " Kelompok 5 Menara" .
Bersama teman-temannya, Alif belajar berbagai ilmu pengetahuan dan agama. Mereka juga belajar tentang arti persahabatan, kebersamaan, dan kegigihan dalam meraih impian.
Alif dan teman-temannya menghadapi berbagai tantangan selama di Gontor. Mereka sering kali bertengkar dan berselisih paham. Namun, mereka selalu dapat menyelesaikan masalah mereka dengan baik.
Pada akhirnya, Alif dan teman-temannya lulus dari Gontor. Mereka melanjutkan pendidikan mereka di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri.
Film The Santri adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2013. Film ini disutradarai oleh Livi Zheng dan dibintangi oleh Ario Bayu, Maudy Ayunda, dan Reza Rahadian. Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang santri bernama Alif Fikri (Ario Bayu) untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang ulama.
Alif Fikri adalah seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga sederhana di Jawa Tengah. Sejak kecil, Alif sudah bercita-cita untuk menjadi seorang ulama. Alif kemudian memutuskan untuk mondok di sebuah pesantren di Jawa Timur.
Di pesantren, Alif bertemu dengan berbagai macam orang, termasuk santri-santri lain, guru-guru, dan para wali santri. Alif juga harus menghadapi berbagai macam tantangan, termasuk perbedaan budaya dan tradisi, serta godaan duniawi.
Melalui perjuangannya, Alif akhirnya berhasil meraih cita-citanya. Alif menjadi seorang ulama yang disegani dan dihormati oleh banyak orang.