© 2021 Dias On Unsplash
Bunga Edelweis sedang menduduki posisi trending dalam pencarian Google pada (16/6) setelah Atta Halilintar memberikan sebuket bunga edelweis kepada Aurel saat keduanya sedang berlibur di Bromo.
"Selamat pagiii semuaa.. pas kemarin diBromodi kasih Bunga Edelweiss sm suami.. katanya ini bunga keabadian," tulis Aurel pada keterangan foto yang diunggahnya ke Instagram @aurelie.hermansyah. Nampak dalam foto tersebut, Aurel berdiri dengan latar belakang gunung Bromo, tersenyum sumringah ke arah kamera sementara tangannya meraihj bunga edelweis berwarna putih dari tangan Atta Halilintar.
Dalam waktu singkat, unggahan Atta tersebut emmancing kontroversi mengingat status bunga edelweis yang dilindungi. Atta sempat buka suara, mengaku bahwa dia tak tahu menahu mengenai bunga itu dan hanya membelinya dari seorang penjual. Kini unggahan tersebut hilang dari dari akun instagram istrinya.
Memiliki nama latin javanese edelweis, bunga edelweis kerap disebut dengan bunga keabadian karena bisa mekar dan bertahan sampai 10 tahun lho! Eh, kok bisa? Karena bunga edelweis memiliki hormon etilen yang bisa mencegah kerontokan pada bunga. Makanya, kecantikan bunga edelweis bisa bertahan lama.
Bunga edelweis bisa tumbuh sampai ketinggian 4 meter, memiliki kelompak bunga berwarna putih. Biasanya bunga ini mekar selepas musim penghujan sekitar bulan April-gustus.
Nggak cuman di Bromo, edelweis bisa ditemui di Gunung Gede, Gunung Rinjai dan juga Gunung Merbabu. Bunga ini hbiasanya tumbuh di tempat dengan ketingal 200 mpdl, namun terganntung pula pada suhu dan kelembabab daerah tersebut.
Eh, bunga edelweis yang tumbuh di Indonesia berbeda dengan edelweis lain di dataran Eropa ya!
Larangan mengambil bunga ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem yang menyebut bahwa dilarang untuk melakukankeghiatan yang berakibat pada keutuhan zona inti taman nasional.
Dalam hal ini, bunga edelweis tak boleh dipetik karena tumbuh di kawasan yang dilindungi. Lalu aturan lebih ketat mengenai perlindungan bunga ini juga tercantum dalam Peraturan Meneteri Lingkuhan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.20 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Kalau tetap nekat, kamu bisa terjerat ancaman penjara 10 tahun dan denda sampai Rp. 200 juta. Lalu apakah itu berarti bahwa kita nggak bisa mendapatkan bunga ini? Nggak dong.
Bagi yang ingin membawa pulang bunga edelweis, kalian bisa mendapatkannya secara resmi di Desa Wisata Edeweis, desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Eits, nggak boleh memetiknya langsung dari alam liar ya!
Di desa tersebut, bunga edelweis dibudidayakan seperti tanaman budidaya lainnya.
Bagi masyarakat di sana, bunga edelweis adalah bunga yang sakral karena kerap diperuntukkan dalam berbagai upacara adat. Dulunya, mereka memetik bunga tersebut langsung dari pegunungan.
Namun seiring dengan keluarnya larangan memetik bunga ini, muncullah ide dari kelompok petani untuk membudidayakannya. Hingga di tahun 2018 lalu, desa Wonokitri disahkan sebagai desa wisata edelweis melalui SK Bupati.
Dan karena merupakan hasil budidaya, bunga edelweis ini tumbuh lebih subur dan gemuk daripada edelweis yang tumbuh liar di pegunungan.
Bunga edelweis bisa dikreasikan dalam berbagai bentuk souvenir, mulai dari kalung, boneka, dan lainnya. Harganya bervariasi tergantung bentuk dan ukuran, mulai dari Rp. 20 ribu hingga Rp. 50 ribu. Sementara itu bunga edelweis yang sudah dikeringkan dan dirangkai umumnya dijual di kisarana harga Rp. 100 hingga Rp. 200 ribu.
Tindakan tak patuh aturan banyak orang membuat edelweis berada di ambang kepunahan. Melansir Kumparan, di tahun 1988 lalu terjadi pembabatan besar-besaran bunga ini di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tercatata 636 batang edelweis dicabut dari tempat tinggalnya. Padahal, temapt itu merupakan salah satu tempat hidup terakhir bunga keabadain ini.
Bagaimana dengan tempat lainnya? Bunga edelweis dikabarkan sudah jarang ditemui di pegunungan Bromo.
Untuk kamu yang penasaran dengan bentuk bunga edelweis, satu-satunya cara adalah dengan melihat langsung bunga ini di habitatnya. Bunga ini terhampar dengan indah di Tegal Alun Gunung Papandayan dan jadi salah satu tempat terbaik menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Jangan dipetik ya!