© Polarumah.com
Selain tradisi budaya, bahasa dan juga busana, beragam rumah adat yang dimiliki oleh Indonesia adalah bukti keberagaman yang dimiliki Indonesia. Rumah adat suatu daerah nggak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal tapi juga memuat unsur seni, adat dan budaya. Secara filosofis, rumah adat mengandung nilai-nilai adat dan kearifan suatu daerah sekaligus menggambarkan kehidupan dan budaya masyarakat pemilik rumah tersebut. Dalam arsitektur tradisional terkandung secara terpadu wujud ideal, wujud sosial dan wujud material suatu kebudayaan termasuk pada rumah adat Jawa Barat.
Dalam buku berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat yang ditulis oleh Dasum Muannas, ada beragam nama rumah adat Jawa Barat. Perbedaannya antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lain disebabkan karena bentuk atap dan pintu rumahnya. Dan perbedaan ini nggak hanya ada pada rumah adat Jawa Barat melainkan juga pada Rumah Gadang di Sumatera Barat, Aceh, Batak atau Tanah Toraja.
Nama rumah adat Jawa Barat yang bisa kamu perlajari antara lain:
Kalau dilihat-lihat nih nama rumah adat Jawa Barat ini menunjukkan bentuknya, yakni seperti perahu yang sedang terngkurap. Bentuk atap ini memiliki empat buah bidang atap di mana setiap pasang bidang atap memiliki luas yang sama dnegan bentuk trapesium.
Bentong Jolopong memiliki dua bidang atap saja. Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah. Sedangkan pasangan sisi lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus kedua ujung suhunan itu.
Peneliti berpendapat nih kalau kemungkinan besar dari bentuk atap ini adalah awal mula berkembangnya benruk-bentuk atap laindi Jawa Barat. Bentuk sederhana dari atap ini ditunjukkan pada bentuk saung di persawahan.
Seperti nama rumah adat Jawa Barat ini, bentuk rumah pada bangunan ini seperti sikap anjing yang sedang duduk. Bentuknya bisa kamu lihat pada gambar ya!
Rumah adat Jawa Barat berbentuk Tagog Anjing memiliki dua bidang atap yang berbatasan pada garis batang suhunan. Bidang atap yang pertama lebih Iebar dibanding dengan atap lainnya: serta merupakan penutup ruangan. Sedangkan atap lainnya yang sempit, memiliki sepasang sisi yang sama panjang dcngan batang suhunan bahkan batangsuhunan itu merupakan puncaknya.
Sisi bawah atap pada umumnya nggak disangga dengan tiang. Atap yang sempit ini hanya sekedar tudung agar cahaya matahari atau air hujan tidak langsung mengenai ruangan bagian depan rumah.
Rumah adat ini menunjukan letak pintu muka dari rumah tersebut menghadap ke arah satu di antara sisi dari bidang atapnya. Dengan demikian. Kalau dilihat dari arah muka
rumah, tampak dengan jelas ke seluruh garis suhunan yang melintang dari kiri ke kanan.
Pada umumnya, rumah-rumah dengan gaya " buka palayu" dibangun dengan tujuan untuk menghadapkan keseluruhan bentuk bangunan dan atapnya ke arah jalan yang ada di depan umahnya.
Sama halnya dengan buka palayu, rumah dengan gaya " buka pongpok" dibaut dengan menghadapokan pintu ke arah muka jaalan walaupun bentuk bangunan tidak memungkinkan. Makanya nih bila dilihat dari bentuk atap, arah hadap rumah ini kayak sedang dipaksakan.
Kalau dilihat dari arah muka rumah, keseluruhan batang suhunan tersebut tidak keliatan sama sekali. Yang terlihat adalah bidang atap segi tiga dari rumah tersebut.
Tanpa melihat gambarnya, kamu mungkin akan kesulitan memahami bentuk dari nama rumah adat Jawa Barat yang satu ini. Padahal nih rumah ini sudah dikenal oleh masyarakat Sunda sejak beberapa waktu yang lampau. Berikut gambarnya.
Kalau dilihat dengan benar, bentuk atap dari nama rumah adat ini memiliki empat buah bidang atap di mana dua bidang pertama adalah kelanjutan dari bidang-bidang itu dengan membentuk sudut tumpul pada garis pertemuan antara kedua bidang-bidang atap yang lebih landai ketimbang bidang di atap utama. Nah kedua bidang atap yang melandai ini disbut dengan leang-leang.
Bentuk rumah adat ini hampir sama dengan nama rumah adat Jawa Barat Jogo Anjing. Yang membedakan adalah pada bidang atap belakang langsung ke atas melewati batang suhunan sedikit.
Nama rumah adat Jawa Barat ini sangat unik yakni dalam bahasa Indonesia berarti badak yang sedang menguap. Jensi rumah ini masih sangat banyak ditemui di daerah Sukabumi.
Tidak ada perbedaan yang mencolok pada rumah adat Jawa Barat ini dengan rumah lainnya. Meski memang harus dikaui kalau beberapa bagian sudah mulai menghilang dari kenyataan sekarang sebagai akibat dari perubahan penggunaan bahan bangunan dari bahan yang lama ke bahan yang baru.
Dikutip dari Rumah.com, berikut ini ciri khas dari rumah adat Jawa Barat yang membedakannya dengan rumah adat lainnya di Indonesia.
Saat membangun sebuah rumah, masyarakat Sunda udah paham nih kalau rumah nggak boleh dibangun meghadap ke arah selain barat dan timur.
Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan mempunyai banyak lubang-lubang kecil. Fungsinya untuk jalan masuk dan keluarnya udara agar rumah tidak terlalu panas dan tetap sejuk meskipun sedang memasuki musim kemarau.
Bagian plafonnya memiliki kerangka dari bambu utuh dan ukurannya dibuat lebih besar dari bagian rumah yang lainnya.
Lantai dari susunan bambu yang sudah dipotong sebelumnya. Penggunaan bambu ditujukan agar rumah bisa mendapatkan sebuah sirkulasi udara yang baik dan lantai tidak akan panas ketika diinjak.
Menarik sekali kan pembahasan tentang nama rumah adat Jawa Barat ini?