© 2020 Twitter/m_fikris
Nama 'G' dan kasus predator serta fetish kain jarik yang mengincar para korban, masih tetap mencuri perhatian pasca dua hari sejak terbongkar.
Kasus ini berawal dari sebuah utas milik dari akun @m_fikris bernama Mufis berjudul Predator 'Fetish Kain Jarik' Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY yang kemudian menjadi trending topik. Kisah bermula dari cerita pemilik akun tersebut yang diminta oleh Gilang untuk membungkus diri dengan kain jarik bak pocong untuk keperluan riset.
Singkat cerita, Mufis menuruti kemauan Gilang. Namun lambat laun dia merasakan beberapa keganjalan. Tak lama dia menemukan link berita mengenai fetish kain jarik dan segera menyadari bahwa dirinya sedang menjadi incaran predator seksual.
Seiring dengan viralnya utas tersebut, banyak fakta yang kemudian terungkap mengenai Gilang. Berikut ini delapan fakta kasus dan fetish kain jarik yang berkedok riset dirangkum Diadona dari berbagai sumber.
Dalam utasnya, Mufis menyertakan foto-foto korban lain yang diikat dengan jarik, selimut, dan lainnya. Dia mendapatkan foto tersebut langsung dari Gilang, dengan tujuan awal sebagai contoh teknis pembungkusan. Ini membawa pada kesimpulan kalau banyak korban lain dari Gilang.
Hingga dua hari setelah utas tersebut viral, banyak banget netizen yang akhirnya mengungkap pernah nyaris menjadi korban sasaran pemuas nafsu Gilang. Kebanyakan dari mereka tak sampai pada proses membungkus diri dan berhasil terlepas dari manipulasi pelaku.
Sebuah akun twitter @representatif menyebut bahwa Gilang pernah dilaporkan oleh korban kepada Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga pada 2018 lalu.
Sing nggenah ae, wong tahun 2018 lho wis onok korban sing maju nang wadek FIB. Kok bisane bilang enggak ada laporan sama sekali.
Sampai akhirnya si Gilang Grandong Gurah Gurem ini bikin story saya minta maaf tembelek kucing.
Tapi yo mek ngono tok. Isoke diomong ga onok laporan. https://t.co/xxa9SUKCij
Sing nggenah ae, wong tahun 2018 lho wis onok korban sing maju nang wadek FIB. Kok bisane bilang enggak ada laporan sama sekali. (Yang benar saja, orang pas tahun 2018 sudah pernah ada korban yang lapor ke Wadek FIP. Bisa-bisanya enggak ada laporan sama sekali)," tulis @representatif.
Beberapa saat setelah dilaporkan, Gilang mengunggah permintaan maaf. Tidak diketahui apakah foto tersebut merupakan bentuk hukuman dari kampus atau bukan.
Sebuah akun twitter dengan nama @yusril_kurzah akhirnya buka suara mengenai sosok Gilang, predator fetish tersebut, yang dulu pernah meminta foto jempol kakinya. Lagi-lagi, korban diperdaya dengan dalih untuk keperluan riset.
Cerita bermula ketika Yusril secara tak sengaja mengunggah instagram story yang menampilkan telapak kakinya. Gilang membalas unggahan tersebut dengan menanyakan apakah jempol kaki tersebut milik Yuzril. Tak disangka, selanjutnya Gilang malah meminta foto jempol Yuzril secara lebih jelas.
Gilang yg ini malah maksa minta pap jempol kaki wkwk pic.twitter.com/rBSTVtLuON
Untuk memanipulasi korbannya, Gilang berdalih punya sakit yang akan kambuh bisa dalam kondisi konflik, termasuk ketika korban tak mau menuruti kemauan G.
Nggak cukup sampai di situ, G juga mengancam akan bunuh diri. Malahan, G sempat berpura-pura sebagai saudaranya dan membuatt status di whatsapp seolah sedang mengalami kondisi kritis. Hal inilah yang kemudian menjaid senjata untuk mendapatkan keuntungan dari korban.
Bila sebelumnya G menggeliat mencari korban dengan mengirimkan pesan di instagram, ternyata G juga mencari korban lewat video youtube cara mengkafani jenazah. Dia nggak segan bertanya di kolom komentar mengenai nama lengkap model jenazah tersebut.
Viralnya utas twitter mengenai predator ini akhirnya menjangkau para korban terdahulu. Sebuah akun @kevinprtytm mengunggah bukti percakapan dengan G kala dirinya baru masuk SMA. Untuk menuruti G yang terus memaksa agar dia mau dibungkus, Kevin akhirnya mengirim sebuah foto nasi bungkus.
Wkwkwkwkwkw akhirnya viral juga ni orang
W pernah jadi calon korbannya waktu tahun 2013 waktu baru masuk sma https://t.co/TL7n22CLMo pic.twitter.com/7NQYjgiQWw
Pihak Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait kasus yang menjerat salah satu mahasiswanya tersebut. Dalam press release, pihak Fakultas mengatakan bahwa belum pernah ada laporan mengenai kasus G ini sebelumnya.
Dalam poin selanjutnya, FIB Unair akan menindak tegas segala perilaku yang tidak sesuai dengan etika berperilaku di kampus dan peraturan perundangan lainnya.
Pihak kampus juga akan bekerja sama dalam hal investigasi secara menyeluruh kasus tersebut dan menyediakan layanan konseling dan help center bagi para korban.
Selain itu, Fakultas Ilmu Budaya Unair juga menegaskan bahwa tidak ada penelitian yang mengarah pada pelecehan seksual dan praktik yang merendahkan kemanusiaan.
Untuk investigasi kasus ini, pihak kampus sudah berupaya menghubungi G dan orang tuanya. Namun hingga pernyataan tersebut dirilis, G dan orang tuanya belum bisa dihubungi.
Pasca viral, kasus fetish ini mendapatkan perhatian polisi. Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim pun turun tangan dan melakukan penyelidikan terhadap akun oknum mahasiswa Unair berinisial G tersebut, dikutip dari Merdeka, Jumat (31/7).
" Subdit Siber telah melakukan penyelidikan terhadap akun milik inisial 'G', yang telah melakukan pengunggahan konten-konten, meminta dan menyuruh serta melakukan beberapa perilaku pelecehan, berdasarkan konten yang disampaikan para netizen," ungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dikutip dari Merdeka.com.
Ramainya kasus gilang ini membuktikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan bisa jadi korban pelecehan seksual.