© Freepik
Malam 1 Suro adalah salah satu perayaan tradisional yang memiliki makna penting dalam budaya Jawa. Merayakan Malam 1 Suro merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati pergantian tahun dalam penanggalan Jawa.
Malam satu suro kerap dianggap keramat ini dikenal dengan sejumlah larangan yang harus dihindari. Menurut kepercayaan, jika larangan tersebut tetap dilakukan, maka akan membawa celaka.
Nah, berikut ini beberapa larangan yang harus dipatuhi bagi yang percaya dengan tradisi Jawa.
Salah satu larangan yang paling umum adalah larangan berpergian pada Malam 1 Suro. Masyarakat Jawa percaya bahwa pada malam ini, roh-roh leluhur berkeliaran di sekitar tempat tinggal mereka. Untuk menghormati dan menjaga hubungan dengan roh-roh tersebut, mereka menghindari melakukan perjalanan jauh atau keluar rumah pada malam tersebut.
Di Malam 1 Suro, masyarakat Jawa juga menghindari menyala-nyalakan lampu di rumah mereka. Hal ini dilakukan untuk membiarkan roh-roh leluhur beristirahat dan tidak terganggu oleh cahaya yang terang. Mereka cenderung menggunakan cahaya lampu lilin atau pelita sebagai alternatif untuk menerangi rumah.
Malam 1 Suro adalah momen yang dianggap sakral dan khidmat bagi masyarakat Jawa. Oleh karena itu, mereka menghindari merayakan pesta atau acara yang bersifat meriah dan menghibur. Malam ini lebih sering digunakan untuk berdoa, menghormati leluhur, dan mengenang nenek moyang.
Pada Malam 1 Suro, masyarakat Jawa juga diharapkan untuk menjaga suasana damai dan menghindari perselisihan. Mereka percaya bahwa konflik atau pertengkaran pada malam tersebut dapat mengganggu keharmonisan dan kedamaian di dalam rumah tangga.
Beberapa keluarga Jawa mengikuti larangan untuk tidak mengonsumsi daging pada Malam 1 Suro. Hal ini berkaitan dengan keyakinan bahwa pada malam tersebut, roh-roh leluhur berkeliaran di sekitar rumah dan membutuhkan makanan yang disajikan oleh anggota keluarga yang masih hidup. Sebagai gantinya, masyarakat Jawa biasanya menyajikan nasi kuning dan hidangan vegetarian.
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa tangisan pada Malam 1 Suro dapat menarik perhatian roh-roh jahat. Oleh karena itu, mereka berusaha menjaga suasana tenang dan menghindari menangis atau menyebabkan suasana bising pada malam tersebut.
Masyarakat Jawa percaya bahwa menikah di bulan Suro akan membawa kesialan bagi rumah tangga. Umumnya, masyarakat Jawa menganggap bulan Suro merupakan bulan yang celaka.
Selain menikah, masyarakat Jawa juga percaya bahwa bulan Suro bukan bulan yang baik untuk berpindah rumah. Kepercayaan menyebut pindah rumah di bulan Suro akan membuat penghuhinya mengalami hal buruk.
Larangan-larangan ini pada dasarnya merupakan bagian dari upaya masyarakat Jawa untuk menghormati leluhur mereka dan menjaga keharmonisan dengan dunia spiritual. Meskipun tidak semua orang Jawa mengikuti larangan-larangan ini, banyak yang masih memegang teguh tradisi ini hingga saat ini.
Malam 1 Suro menjadi waktu yang penuh dengan kesakralan dan penghormatan terhadap leluhur, serta berfungsi sebagai pengingat akan akar budaya yang kuat dalam masyarakat Jawa.