© Istimewa (Liputan6.com)
Gerhana bulan total akan berlangsung pada 8 November 2022 mendatang. Fenomena langit lainnya juga bakal terjadi di bulan November tahun 2022 ini. Salah satu yang juga cukup menarik adalah hujan meteor yang akan terjadi di beberapa lokasi di Indonesia.
Lantas, kapan dan di mana gerhana bulan 8 November 2022?
Dilansir dari berbagai sumber pada Rabu, (2/11/2022), gerhana bulan total akan berlangsung pada Selasa 8 November mendatang. Fenomena ini akan mencapai puncaknya pada pukul 06.02 EDT atau pukul 17.02 WIB menurut Farmers Almanac.
Gerhana Bulan ini kerap dijuluki sebagai 'bulan darah' yang terjadi untuk kedua kalinya setelah sebelumnya terjadi pada 15-16 Mei.
Kapan puncak gerhana bulan 8 November 2022 terjadi?
Puncak gerhana bulan total 8 November 2022 terjadi pada tanggal 8 November 2022 pukul 17.59.11 WIB, seperti dilansir situs resmi BMKG. Gerhana bulan total ini terjadi mulai pukul 15.00.38 WIB dan berakhir pukul 20.57.43 WIB.
Apakah gerhana bulan 8 November 2022 dapat dilihat?
Gerhana bulan total 8 November 2022 dapat disaksikan di beberapa wilayah, termasuk di Indonesia. Berikut ini daftar wilayah yang dapat menyaksikan gerhana bulan pada 8 November 2022 mendatang.
Seluruh proses gerhana dapat dilihat di wilayah berikut:
Proses gerhana saat bulan terbit dapat diamati di wilayah berikut:
Selain gerhana bulan total, fenomena langit yang juga ditunggu-tunggu adalah hujan meteor yang disebut bakal terjadi sepanjang bulan November. Salah satu yang paling menarik dan dinanti adalah Hujan Meteor Taurids yang terjadi pada 11-12 November mendatang.
Menurut laporan TreeHugger, hujan meteor ini juga dikenal sebagai 'bola api Halloween' bagi beberapa penggemar bintang jatuh.
Menurut informasi, hujan meteori ini akan berlangsung sejak 13 Oktober lalu hingga 2 Desember mendatang. Kendati begitu, waktu terbaik untuk melihat hujan meteoir itu adalah pada malam 11-12 November.
Jatuhnya meteor ini terjadi dari sisa-sisa komet Encke ini dikenal karena kecerahannya yang luar biasa. American Meteor Society mencatat peningkatan jumlah bola api yang jatuh setiap tujuh tahun. Misalnya, pada 2008 dan 2015.