© 2021 Yelena Vereshchaka / TASS
Tanda tanda gunung meletus biasanya akan nampak sebelum letusan benar-benar terjadi. Beberapa diantaranya ditanggapi lebih serius oleh ahli vulkanologi yang bisa digunakan untuk memperingatkan mengenai evakuasi yang perlu dilakukan.
Secara umun, tanda tanda gunung meletus adalah gempa bumi yang sangat kecil di bawah gunung berapi dan peningkatan emisi serta gas. Magma yang naik akan menyebabkan batuan padat jadi pecah dan mengirimkan sinyal gempa.
Kebanyakan, gunung berapi akan mengirimkan sinyal dan tanda peringatan berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum letusan benar-benar terjadi. Tanda peringatan kadang nggak bisa memprediksi seberapa kuat letusan akan terjadi. Dan kadang tanda tersebut juga bisa mereda kapan saja tanpa diikuti letusan gunung apapun.
Dalam proses pengamatan, para ahli menggunakan peralatan dan teknologi canggih. Biasanya juag digunakan detektor berbasis darat, udara dan dan satelit yang digunakan untuk mengukur emisi gas dan panas. Namun, beberapa tanda peringatan letusan lebih sulit dibaca daripada yang lain
Mengutip laman Volcano World, ada banyak tanda tanda gunung meletus yang bisa diperiksa, namun itu semua tergantung pada seberapa dekta pengawasan terhadap gunung berapi tersebtu. Salah satu metod epmantauan yang paling umum adaah berdasarkan gempa. Satu seimometer aja udah bisa digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas seismik di gunung berapi yang biasanya tenang.
Gempa bumi yang kecil dalam jumlah yang banyak adalah tanda tanda gunung meletus yang paling banyak dikethai. Gempa bumi ini menunjukkan pergerakan magma, membuat batuan di sekitarnya jadi retak atau getaran harmonis yang menunjukkan cairan magma sedang bergerak di bawha tanah.
Selain itu, beberapa gempa besar dengan skala lebih dari 6 dianggap ada kaitan dengan letusan gunung berapi berikutnya atau beberapa jenis hal yang terjadi di gunung berapi terdekat. Tapi, suatu gunung berapi bisa meletus hanya jika sudah siap meletus dan gempa yang terjadi adalah gempa tektonik. Dua kodnisi yang harus dipenuhi yakni:
Dilansir dari USGS, Jika kondisi tersebut terjadi, gempa bumi tektonik besar kemungkinan dapat menyebabkan gas terlarut keluar dari magma (seperti botol soda yang diguncang), meningkatkan tekanan dan kemungkinan menyebabkan letusan.
Penurunan tingkat gempa ini adalah tanda tanda gunung meetus semakin dekat. Ini mungkin menunjukkan kalau pergerakan magma telah berhenti, yang bisa disebut bahwa sesuatu yang besar akan segera lepas.
Dikutup dari laman BPBD Buleleng, bahwa tanda-tanda gunung meletus ini muncul karena cairan magma yang terdapat di perut bumi sangat panas ditambah dengan tingginya tekanan di kawanh gunung. Saat magma tersebut mendekat ke permukaan, suhu di sekitar kawah juga akan semakin panas.
Tanda-tanda gunung meletus ini ada kaitannya dengan peningkatan suhu akibat pergerakan magma ke permukaan bumi.
Memantau aktivitas gunung berapi dan tanda-tanda gunung meletus berarti mengharuskan para ilmuwan buat menggunakan berbagai teknik untuk 'melihat' dan juga 'mendengar;' aktivitas di dalam gunung berapi.
Pengamatan yang akan dilakukan mencangkup gempa bumi, pergerakan tanah, gas vulkanik, kimia batuan, kimia air, analisis satelit jarak jauh secara terus menerus atau hampir real-time.
Bila pengawasan dilakukan dengan menggunakan setidaknya tiga seismometer dan ditempatkan di lokasi yang strategis, triangulasi gempa bumi dapat terlihat, dan tanda-tanda gunung meletus berupa yang diindikasikan dengan pergerakan magma bisa terlihat.
Saat magma naik ke pipa dangkal gunung berapi, magma mengambil ruang dan mendorong batuan di sekitarnya ke luar. Ini juga menyebabkan permukaan gunung berapi berubah bentuk. Beberapa titik bergerak ke atas dan dua titik lainnya akan semakin menjauh.
Tanda tanda gunung meletus berupa perubahan tanah ini biasanya terjadi beberapa mm, namun kadang juga terjadi secara dramatis. Misalnya pada letusan Gunung St. Helens, di mana sisi utara puncak gunung menonjol keluar dengan kecepatan bebera pameter per hari lho!
Perubahan permukaan sebagai tanda tanda gunung meletus bisa diukur dengan menggunakan teknik levelling dan pengkuran jarak yang sangat akurat.
Sebagian besar gunung berapi aktif memiliki fumarol tempat gas vulkanik lepas ke permukaan. Beberapa pengamatan gunung berapi dilakukan dengan terus memantau gas yang keluar dari furamol. Sebenarnya pemantaaun terhadap gas-gas ini cukup mudah. Dan tanda-tanda gunung meleutus dari furamol bisa diketahui dari peningkatan suhu yang tidak normal, yang merupakan tanda kalau magma sedang bergerak naik ke permukaan.
Sayangnya, pemantauan kompoisis dan perubahannya lebih sulit dilajukan, sehingga untuk mengetahui tanda tanda gunung meletus ini hanya dilakukan dengan melihat perubahan visual di furamol tersebut.
Banyak gunung berapi aktif yang memilki danau di puncaknya. Dari sinilah tanda tanda gunung meletus bisa terlihat akibat pergerakan magma yang mendekat ke permukaan bisa jadi suatu tanda gunung akan meletus. Dari proses tersebut, air danau bisa mengalami perubahan wana.
Tanda tanda gunung meletus ini disebabkan oleh hal yang sama dengan perubahan warna danau, yakni naiknya magma ke permukaan bumi.
Pemantauan tanda-tanda gunung meletus saat ini sedang dikembangkan dengan menggunakan data satelit. Data termal dari daerah vulkanik yang didapat bisa dibandingkan setiap bulan atau setiap dua minggu sekali sehingga peningkatan atau penurunan suhu dapat dideteksi.
Sebelum terjadi letusan yang mengakibatkan meninggalnya ratusan korban pada 5 November 2010, gunung Merapi telah mengeluarkan berbagai tanda tanda peringatan.
Dari catatan yang dihimpun oleh Liputan6, erupsi kecil sudah mulai terjadi di tanggal 26 Oktober. Di tanggal 3 November, awan panas beruntun terjadi tak henti dengan jarak luncur awan panas meningkat menjadi 14 km.
Mengenali tanda tanda gunung meletus sangat penting dalam upaya evakuasi sehingga mengurangi dampak jatuhnya korban.