© Bridestory.com
Perubahan gestur wajah Nia Ramadhani pasca pertama kali beredar kabar dirinya ditangkap pihak berwajib terkait kasus narkoba sempat menjadi buah bibir. Dilihat dari unggahan InstaStory-nya, wajah Nia disebut tampak pucat dan sayu.
Nia juga terlihat dalam keadaan mata yang cekung serta tubuh kurus hingga sukses curi perhatian. Ciri fisik Nia ini pun disebut-sebut mirip dengan beberapa pecandu narkoba khususnya jenis sabu.
Lalu, bagaimana kata psikolog terkait hal ini?
Mengutip dari Wowkeren pada Sabtu (10/7/2021), Joice Manurung salah seorang psikolog akhirnya buka suara terkait perubahan fisik Nia Ramadhani. Menurut Joice, pengguna sabu memang cenderung terlihat lebih kurus.
" Umumnya mereka tidak cepat lapar, nafsu makannya turun. Jadi kalau dilihat secara fisik mereka lebih kurus," kata Joice kepada awak media di kawasan Jakarta Utara, Kamis (8/7). " Kemudian wajahnya lebih ceria, jadi lebih sering tersenyum, tertawa, dan lebih aktif dalam aktivitas fisiknya."
Tak hanya pada unggahan Instagram, video Nia saat jadi MC di acara bersama Raffi Ahmad juga kembali disorot. Dalam video yang sempat viral tersebut, Nia diduga sedang dalam pengaruh narkoba. Terbukti saja, terlihat dari gelagat anehnya yang sempat ramai dihujat warganet.
Namun, Joice Manurung mengaku tidak bisa memastikan apakah kala itu Nia tengah dalam pengaruh sabu ataukah tidak. Kendati demikian, ia tak menampik bahwa gelagat aneh yang ditunjukkan Nia Ramadhani termasuk dalam ciri-ciri seorang pemakai sabu.
" Memang saya tidak bisa memastikan, namun kalau kita perhatikan dari beberapa ciri khas yang saya sebutkan, misalnya kehilangan fokus, ini biasanya muncul ketika ada kondisi putus zat. Jadi mungkin beberapa waktu satu dua hari dia nggak dapet (sabu) konsentrasinya mulai terganggu, dia tidak bisa connect dengan sekitarnya," terang Joice.
Joice kemudian menjelaskan jika orang yang terpengaruh sabu biasanya tidak bisa melakukan hal yang benar dan kerap membuat kesalahan. " Jadi ketika dia diminta untuk melakukan sesuatu hal, dia nggak bisa membuat sebuah cara yang tepat, bahkan mungkin nggak relevan dengan yang seharusnya," tutupnya.
Hem, kalau menurut Diazens bagaimana nih? Coba komen di bawah ya.