© Getty Images
Kasus pembunuhan yang menjerat aktor series, Ryan Grantham pada tahun 2020 lalu akhirnya terungkap. Bunuh ibu kandungnya sendiri, aktor Ryan Grantham mendapatkan vonis hukuman seumur hidup dari Mahkamah Agung British Columbia di Vancouver, Kanada.
Dikutip dari laman People dan Deadline pada Sabtu, (24/9) aktor 24 tahun itu tidak diperkenankan untuk mengajukan bebas bersyarat selama 14 tahun menjalani hukuman.
Dua tahun berselang, aktor serial kondang Riverdale dan film Diary of a Wimpy Kid itu pun telah akui kesalahannya atas pembunuhan tingkat dua terhadap sang ibu, Barbara Waite, pada Maret 2020 lalu
Menurut CBC, Hakim Kathleen Ker sempat membacakan pernyataan dari orang-orang yang dekat dengan korban, termasuk saudari terdakwa sendiri.
Saudari Ryan Grantham ungkap bila tindakan aktor itu telah membuat keluarganya berantakan. Meski begitu, ada satu hal yang membuatnya cukup tenang yakni kesadaran Ryan atas perbuatannya dan tak akan melakukan pembunuhan secara membabi-buta seperti keingiannya sebelumnya.
Bunuh ibu kandungnya sendiri dengan keji, Hakim ungkap apabila kondisi mental Ryan Grantham memburuk selama beberapa minggu sebelum melakukan pembunuhan. Sebelumnya, terdakwa juga diketahui menonton konten brutal yang mengandung unsur kekerasan di dark web.
Selama di dalam sel, Ryan Grantham telah menjalani pengobatan psikiatris dan telah mengalami kemajuan.
Chris Johnson, pengacara Ryan Grantham ungkap jika sang aktor tidak terlihat kaget saat menerima vonis hukuman seumur hidup dari Mahkamah Agung.
“ Menurutku dia sudah mengantisipasi vonis yang diberikan hakim kepadanya," kata Johnson yang dikutip pada Sabtu, (24/9/2022).
Seperti diektahui, peristiwa berdarah ini terjadi pada 31 Maret 2020. Dalam dokumen yang dibacakan di pengadilan, Ryan Grantham menembak Barbara Waite di bagian belakang kepala saat sang ibu yang sedang bermain piano di rumah mereka.
Keesokan hari setelah kejadian, dengan mobilnya ia membawa tiga senjata api, bom molotov, amunisi, perlengkapan berkemah, dan peta untuk membunuh keluarganya.
Saat berangkat rencananya berubah, ia hendak melakuan penyerangan di sekolahnya, Simon Fraser University, atau di Jembatan Lions Gate yang terletak di Vancouver. Untungnya, kedua hal ini tak jadi ia lakukan. Sebagai gantinya, ia menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya.
