© 2021 Farmersalmanac.com
Apa itu fenomena Aphelion? fenomena dalam pesan berantai yag beredar di masyarakat belum lama ini. Fenomena Aphelion disebut memberi pengaruh terhadap penurunan suhu di Indonesia sejak awal Juli lalu. Namun benarkah demikian?
Menurut info dari laman iNews.id, Kamis (15/7/2021), pihak BMKG akhirnya memberi penjelasan. Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorolohi dan Geofisikan (BMKG) Herizal. posisi matahari memang sedang berada pada titik jarak terjauh dari bumi (aphelion).
Nemun, konidisi tersebut tak memberi pengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan. Aphelion sendiri merupakan fenomena setahun sekali, yang terjadi pada kisaran bulan Juli. Pada kurun waktu tersebut, Indonesia sedang berada pada musim kemarau.
“Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia,” terang Herizal, seperti dikutip dari laman iNews.id, Kamis (15/7/2021).
Pesan berantai yang menyebar melalui berbagai platform media sosial terkait fenomena Aphelion 2021 cukup menyita perhatian publik. Lantaran, dampaknya yang disebut berpengaruh pada kondisi kesehatan manusia pada suhu dingin.
*info Penting*
Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak bumi akan sangat jauh dr matahari. Kita tdk bs melihat fenomena tsb, tp kita bs merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya,yg akan berdampak meriang flu,batuk sesak nafas dll. Oleh Krn itu mari kita semua tingkatkan imun dgn byk2 meminum vitamin atau suplemen agar imun kita kuat. Smg kita semua selalu ada dlm lindunganNYA. Aamiin
Jarak bumi ke matahari perjlnan 5 mnt cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lbh jauh. Jadi hawa lbh dingin, dampaknya ke badan kurang enak karna ga terbiasa dgn suhu ini.
*Tetap jaga kesehatan*
Dijelaskannya kemudian, Aphelion merupakan suatu hal biasa yang terjadi ruitn setiap tahunnya. Bahkan juga diterangkan bahwa fenomena Aphelion merupakan alasan utama penyebab beberapa tempat di Indonesia mengalami fenomena embun es atau empun upas.
Fenomena tersebut umumnya terjadi di kawasan dataran tinggi, seperti halnya Dieng Jawa Tengah dan juga kawasan lain. Pada momen tersebut, biasanya banyak masyarakat dan wisatawan yang berkunjung untuk melihat fenomena tersebut.
Lebih lajut, fenomena suhu udara dingin dijelaskan merupakan peristiwa alamiah dan umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni pada Juli sampai dengan September. Periode tersebut ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.
Dijelaskan lagi oleh Herizal, pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
" Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin," terangnya.
" Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin,” tandasnya.
Selain daripada itu, bukan hanya berasal dari angin Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.
Pasalnya, tak lagi ada uap air dan air yang menyebabkan energi radiasi yang dilepas oleh bumi pada malam hari tak tersimpan di atmosfer. Penampakan langit juga jadi cenderung lebih beersih awannya (clear sky).
Akibatnya, menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang tersebut langsung dilepas ke atmosfer luar. " Sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lenih dingin terutama pada malam hingga pagi hari," tandasnya kemudian.