© 2023 Instagram.com/@jokowi
Belakangan kalimat cawe-cawe sedang menjadi perbincangan hangat publik. Hal itu setelah, kalimat itu sering disebut oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi di berbagai pidatonya.
Awal mula kemunculan kalimat cawe-cawe ini ketika Presiden Jokowi dalam suatu kesempatan menyebut jika dirinya akan turut cawe-cawe di Pilpres 2024 mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan saat pertemuan di Istana Negara bersama dengan para pemimpin redaksi serta para content creator. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga pernah menyebut cawe-cawe saat menggelar pertemuan dengan beberapa ketua umum parpol (partai politik) pendukungnya di Istana Negara pada tanggal 2 Mei 2023.
Semenjak sering diucapkan Presiden Jokowi, banyak masyarakat Tanah Air yang masih belum mengetahui tentang apa arti dari cawe-cawe. Lantas, apa sih sebenarnya cawe-cawe itu?
Cawe-cawe adalah frasa yang berasal dari bahasa Jawa. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti cawe-cawe adalah ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani.
Istilah cawe-cawe biasanya diucapkan dalam percakapan non formal. Kata-kata itu mengandung makna postif maupun negatig, tergantung pada penempatan konteks kalimat saat mengucapkannya.
Secara harfiah, cawe-cawe dapat dimaksudkan sebagai ikut-ikutan atau ikut campur dalam suatu hal. Dalam artian, cawe-cawe berarti bentuk ikut campur dalam suatu urusan dimana seharusnya hal itu tidak menjadi kewenangan atau tanggung jawab seseorang.
Istilah lainnya, cawe-cawe merujuk pada campur tangan atau ikut campur dalam urusan atau keputusan tertentu. Salah satunya, dalam konteks politik.
Lantaran ucapan Presiden Jokowi yang menyebut cawe-cawe ramai menjadi perbincangan hangat, pihak Istana Negara angkat bicara. Dalam keterangan resminya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menjelaskan konteks cawe-cawe yang diucap oleh Presiden Jokowi dinyatakan untuk kepentingan bangsa dan negara. Dalam hal ini untuk memastikan pemilu serentak 2024 mendatang berjalan aman.
" Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil. Presiden berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat," kata Bey Machmudin dalam keterangan resminya pada Selasa, 29 Mei 2023.
Tak hanya itu, Bey menjelaskan jika Presiden Jokowi berharap agar peserta pemilu dapat berkompetisi dengan adil. Jokowi juga dipastikan akan menghormati dan menerima pilihan rakyat, termasuk membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.
" Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," jelas Bey.