© Sleepbaby.org
Serangan pandemi yang diakibatkan oleh virus corona masih belum berhenti. Seolah nggak mengenal usia, virus tersebut menyerang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Petugas medis RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga menjadi saksi atas kepiluan saat harus menjemput seorang balita berusia dua tahun yang positif COVID-19.
Proses penjemputan tersebut dilakukan di rumahnya di Kecamatan Kemangkon, Pubalingga pada hari Jumat (27/03/2020) lalu.
Suasana nelangsa muncul karena si balita menangis kencang saat hendak dipakaikan alat perlindungan diri (APD) oleh petugas medis. Ia berpegangan kencang pada orang tuanya dengan air mata yang terus berlinang.
Si balita yang tidak tahu tentang apa yang sedang terjadi kemudian ditenangkan oleh orang tuanya. Orang tuanya juga lah yang kemudian memakaikan APD padanya. Si balita bersama kedua orang tuanya dan tim medis kemudia menuju rumah sakit untuk menjalani isolasi dan perawatan medis.
Diungkapkan oleh Direktur RSUD Goetang Taroenadibrata, dr Nonot Mulyono, bahwa orang tua balita tidak menunjukkan gejala panas, batuk, dan sesak napas. Meski begitu mereka tetap tergolong sebagai orang dengan risiko (ODR).
Di ruang isolasi, balita tersebut juga akan ditemani keluarganya untuk mendukung kondisi psikisnya agar imun tubuhnya tetap dalam kondisi baik.
" Dia kan masih kecil, 2 tahun. Tidak mungkin kalau sendiri. Orang tua saja kadang ada yang ditunggui, apalagi ini anak kecil," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien balita tersebut kemungkinan terpapar virus corona setlah melakukan perjalan ke Jakarta bersama keluarganya. Sepulang dari sana lah si balita mulai menunjukkan gejala sakit batuk, pilek, dan demam.
Orang tua balita tersebut kemudian memeriksakan anaknya ke RS Ummu Hani, yang kemudian dirujuk ke RSUD Goeteng Taroenadibrata pada Rabu (18/03/2020). Dari sanalah pasien balita kemudian dirawat.
" Setelah perawatan beberapa hari kondisinya membaik, tidak lagi batuk, sesak, dan demam," jelas dr Nonot.
Meski begitu, si balita tetap harus menjalani tes swab. Barulah dari situ diketahui bahwa dia positif COVID-19 dan harus menjalani karantina.
" Kita berjuang, berdoa, agar pasien positif di Purbalingga bisa sembuh. Saat ini kami akan kembali mengirimkan sampel air liur ke laboratorium," tambah dr Nonot.
Semoga si balita dan seluruh pasien COVID-19 pada umumnya bisa segera disembuhkan, ya.