© 2021 Youtube.com/ Kawan Dapur
Menjadi seorang wiraswasta bisa jadi merupakan impian sebagian besar orang. Selain tak terikat dengan aturan perusahaan, pekerjaan ini disebut bisa menghasilkan pundi pundi rupiah yang lumayan. Salah satu yang yang paling menggiurkan adalah bisnis makanan.
Namun, meraih kesuksesan di bisnis ini bukan perkara gampang. Apalagi bila memulainya dari bawah, misalnya berjualan denganlapak sederhana di pinggir jalan seperti kisah lelaki satu ini.
Awalnya, keduanya menggeluti usaha telur gulung bakar di suatu festival. Lalu berlanjut dengan berjualan di pinggir jalan. Tak mudah, banyak pengalaman pahit menerjang termasuk saat dia diusir dari lapak.
Tapi kini perjuangannya membuahkan hasil. Tak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, usaha makanan tersebut telah berkembang hingga melahirkan dua cabang baru yang sama-sama untung.
Seperti yang ditayangkan di kanal Youtube Kawan Dapur, simaknya yang menginspirasi berikut:
Aznoor Shafz merupakan pemilik usaha 'telor gulung bakar' pertama di Pemalang, Jawa Tengah. Cara membaut telur gulung dia pelajari dari video di Youtube. Jangan pikir dia berhasil dalam sekali uji coba. Dibutuhkan waktu hampir dua minggu berlatih dari sekian banyak video dan beberapa kilogram bahan lalu membandingkan hasilnya.
" Belajar sendiri di YouTube, enggak ada yang ngajarin. Dulu belajar nonton banyak banget, enggak semua benar, ada yang trial error. Nyoba berkali-kali gagal, sampai habis berapa kilo dulu. Selama dua minggu nyoba setiap hari," kata Aznoor.
Dari hasil penjualan pertamanya di festival kuliner di Tegal, Jawa Tengah, tak disangka Aznoor bisa meraup omzet mencapai Rp1,8 juta per harinya.
" Pertama kali jualan bareng teman-teman. Hari pertama dapat Rp1,8 juta. Di luar ekspektasi," ujarnya.
Kala itu usaha tersebut dijalankan bersama dengan beberapa rekannya dengan menerapkan hasil praktek dan belajarnya selama ini. Sayangnya karena baru pertama kali berjualan, dia kelabakan.
Dari hasil penjualan di festival kuliner, Aznoor bisa membuka dua cabang usaha lagi. Kini, dia memiliki Satu cabang menetap, dan dua lagi dalam bentuk gerobak yang didorong ke pangkalan setiap harinya. Aznoor sudah memekerjakan karyawan untuk membantunya berjualan.
" Setelah punya uang, terus buka gerobak. Pertama buka di jalan Ahmad Yani, Pemalang. Dulu cuma punya satu cabang. Ambillah dari situ bisa bikin dua cabang lagi," sambung Aznoor.
Suatu ketika di awal berjualan di pinggir jalan, Aznoor mengalami pengalaman getir diusir oleh sesama PKL (pedagang kaki lima). Bukan karena tak mampu membayar, justru karena lapak dagangannya yang kelewat ramai sehingga membuat pedagang lain jadi iri. Tak hanya itu saja, ban gerobak dagangannya pernah dibikin bocor oleh pedagang lain.
Saat mencoba melapor kepada penjaga, dia justru diusir.
" Pernah tahu-tahu saya diusir. Pernah ribut sama pedagang. Katanya, masnya itu terlalu ramai. Ya kan lucu, padahal beda jualannya. Enggak saingan gitu. Tahu-tahu gerobak saya rodanya dibocorin. Bukannya dibela, saya malah tambah diusir sama satpamnya," tutur Aznoor.
Kini, meski telah sukses dengan memilik beberapa cabang, Aznoor tetap terjun langsung dengan berjualan setiap harinya. Dia bahkan tak mau mengaku sebagai pemilik meski banyak pembeli yang bertanya. Dia ikut berjualan di satu lapak dan berpindah dari satu cabang ke cabang lainnya secara terjadwal agar lebih bisa memahami kondsi di lapangan.
" Kalau saya dari awal emang inginnya terjun langsung. Walaupun saya jadi bos. Karena dari situ saya belajar. Kadang ada yang nanya, bosnya mana. Tapi saya enggak mau ngaku. Pelajaran penting buat semuanya. Kalau mau jualan harus jadi karyawan dulu. Memang suatu saat nanti akan jadi bos. Harus tahu semuanya dulu sebelum jadi bos," pungkasnya.
Tonton kisah lengkapnya di video berikut ini ya!