© Donasionline.id
Sebagaimana keras hidup kalian? Apapun yang sedang kalian perjuangkan, jangan patah semangat ya! Terus berjuang dan melangkah!
Di ata langit masih ada langit, yang artinya mengajarkan kita untuk jangan mudah sombong. Sebab, masih ada yang lebih tinggi dari kita. Namun sebaliknya, artinya juga bisa berarti di bawah langit masih ada langit. Ketika kita merasa susah dan sulit, percayalah masih ada yang lebih merasakan kesulitan.
Seperti yang dirasakan bocah kelas 3 SD ini. Dia usianya yang masih 8 tahun, dia sudah harus ikut memulung membantu ibunya agar mereka dan kedua adiknya bisa terus menyambung hidup. Namanya Muhammad Hilal. Sejak umur 3 tahun, ayahnya sudah meninggal dunia.
Hilal tinggal dengan ibunya serta kedua adiknya di gubuk sederhana, dan itupun milik tetangga. Dua adiknya tersebut adalah saudara tiri. Jadi ibunya menikah lagi setelah ayah kandung Hilal meninggal. Namun setelah merantau ke Batan dan menikah lagi, Ayah tirinya meninggalkan mereka begitu saja.
Hilal tak tega melihat sang ibu begitu kelelahan memulung seharian. Dia usianya yang sekarang pun Hilal berinisiatif untuk membantu ibunya memulung, sebab ia sadar ibunya juga harus merawat dua adiknya yang lain.
Kesana kemari Hilal harus berjalan dan mengais botol-botol bekas demi sesuap nasi. Meski demikian, Hilal sudah sadar bahwa dialah tumpuan harapan keluarga dan makanya tak boleh mengeluh. Duh, jadi tersentuh.
Hilal sendiri pun memutuskan untuk berhenti sekolah. Sulit mendapatkan uang buat makan, seringkali Hilal menahan lapar. Terkadang, Hilal malah memakan makanan sisa dari sampah karean terpaksa. Sebab, dalam seminggu dari hasil memulung bisa cuma mendapatkan Rp 200 ribu.
“ Terkadang saya harus menahan lapar karena ibu saya tidak memiliki uang. Kadang saya makan bekas sisa makanan yang ada di sampah Kalau lagi lapar banget. “ lirihnya.
Hilal sebenarnya ingin sekali sekolah. Namun apa daya, pandemi membuat sekolah jadi belajar daring, sementara Hilal tak punya HP. Kadang, Hilal merasa iri dengan teman-temannya yang lain. Namun apa daya, Hilal sadar dengan kondisinya sekarang.
“ Terkadang saya iri melihat teman saya yang tidak kesusahan disaat belajar online tetapi saya sadar dengan kondisi orang tua saya yang tidak mampu membeli HP.” ujarnya.
Ya ampun, kasian sekali ya Hilal. Apakah hati kamu tergerak untuk menyumbangkan sebagian rezeki kalian agar Hilal dan keluarga terhindar dari kelaparan dan bisa sekolah lagi?
Jika berkeinginan untuk berdonasi membantu Hilal, kamu bisa berdonasi dengan klik ini, ya!
Terima kasih orang baik!