© Diamondlighthouse.com
Bagi sebagian besar orang, memiliki banyak waktu bersama pasangan justru jadi hal yang diidamkan ya. Apalagi di tengah kesibukan yang justru membuat kita sulit bertemu pasangan atau hanya memiliki sedikit waktu saja. Bersama dengan pasangan selama 24 jam penuh setiap harinya bisa jadi salah satu hal yang membahagiakan.
Tapi, hal ini justru berbeda di kota Xi'an, Ibukota Provinsi Shaanxi, Tiongkok. Dikutip dari globaltimes.com (18/03/2020), bukannya makin menurun, angka permintaan perceraian malah tinggi di kota itu akibat adanya karantina dalam waktu lama.
Seperti yang kita ketahui, mewabahnya virus corona menyebabkan beberapa negara melakukan karantina di sejumlah daerahnya, termasuk salah satunya Tiongkok. Lalu, apa sih yang menyebabkan angka perceraian di kota ini justru meningkat?
Ternyata, ada dua alasan kenapa masalah yang cukup aneh ini bisa terjadi. Pertama, karena memang kantor pendaftaran pernikahan di beberapa distrik di Kota Xi'an telah tutup selama satu bulan dan baru dibuka 1 Maret lalu.
Saat di buka, tak perlu waktu lama kantor ini dibanjiri permintaan perceraian sampai-sampai mencapai kuota yang ditentukan. Salah satunya pada tanggal 5 Maret, kantor ini menerima 14 permintaan perceraian.
Alasan lainnya ini yang cukup menarik. Pasalnya, tingginya angka perceraian ternyata diakibatkan karena para pasangan tersebut menjalani karantina terlalu lama! Hal ini mengakibatkan terjadinya konflik yang berujung perceraian.
" Sebagai akibat dari epidemi, banyak pasangan yang terikat satu sama lain di rumah selama lebih dari satu bulan, (hal ini) mengakibatkan munculnya konflik. Ditambah lagi kantor (kantor pendaftaran pernikahan) tutup selama satu bulan. Karena itulah (saat dibuka) kantor menerima janji permintaan perceraian yang meningkat." Kata Wang, salah satu petugas kantor perndaftaran pernikahan di distrik Beilin, Kota Xi'an.
Selain distrik Beilin, distrik Yanta di kota tersebut juga mengalami hal yang serupa. Han, salah satu petugas kantor pendaftaran pernikahan di distrik tersebut mengatakan jika karantina menyebabkan beberapa pasangan mengambil keputusan yang tergesa-gesa dan beberapa jam kemudian mereka menyesalinya.
" Kami menerima beberapa permintaan perceraian dan mereka menyesalinya kemudian." Ungkap Han.
Bahkan, beberapa pasangan memutuskan untuk menikah lagi saat surat cerai mereka dicetak!
Memang tak dapat dipungkiri jika karantina ini sedikit banyak bisa menyebabkan lelah secara mental. Meski bersama pasangan, bukan berarti hal ini bisa dihindari juga ya. Bersama-sama melewati dan saling menguatkan bersama orang terkasih bisa jadi salah satu jalan juga lho melewati hal ini.