© Merdeka.com/Ananias Petrus
Pemerintah telah menganggarkan APBN 2020 yang akan dipergunakan untuk proses penanganan dan bantuan sosial wabah virus corona. Tak tanggung-tanggung, pemerintah telah menyiapkan sebesar Rp110 triliun untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, kartu prakerja, bantuan langsung tunai (BLT) dan sebagainya.
Namun, bantuan tersebut tampaknya masih belum bisa menjangkau keluarga di daerah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dilansir dari Merdeka.com, seorang kepala keluarga, Samuel, mengaku bahwa ia tidak menerima bantuan dalam bentuk apa pun dari pemerintah daerah atau pusat.
Samuel tinggal di RT 13, RW 05, Desa Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ia menceritakan kisah hidupnya selama ini. Bahkan, rumahnya juga pernah terbakar.
" Awalnya rumah lebih besar ini tapi terbakar. Jadi bangun lagi, tapi kecil begini sa. Maaf katong (kita) duduk di tanah sa karena belum ada kursi ni," ucap Samuel dengan logat khas Kupang dicampur Sabu.
Samuel juga menuturkan jika ia belum bisa membeli tem[at tidur. Setia malam ia dan istri serta keempat anaknya hanya tidur beralaskan kasur tipis di atas lantai.
Samuel bercerita jika selama ini ia sama sekali tidak pernah menerima bantuan jenis apa pun dari pemerintah. Mungkin saja hal ini terjadi karena luput dari pendataan, ia juga tidak tahu karena malu untuk menanyakannya.
" Walaupun saya tidak pernah dapat, tapi saya tidak protes karena mungkin masih banyak yang lebih butuh dari saya. Sejak anak pertama sampai anak keempat ini lahir pun, saya tidak dapat bantuan, baik BLT/BLT maupun sejenisnya," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Samuel mengaku telah membeli beberapa kilo beras untuk dimasak setiap hari. Agar tidak cepat habis, istrinya memasak hanya takaran dua gelas, bahkan sehari mereka hanya dua kali makan.
" Setiap hari kami makan dua kali sa. Kalau ada uang beli ikan atau tahu, pas tidak ada uang seperti ini katong makan dengan sayur pepaya atau marungga, yang katong tanam sendiri di halaman rumah," jelasnya.
Samuel berharap akan bisa menerima BLT atau BST pada tahap kedua. Meski namanya sudah terdaftar, namun ia tak begitu menaruh harapan terhadap bantuan pemerintah, lantaran sudah terbiasa luput dari segala jenis bantuan yang digelontorkan pemerintah daerah, maupun pusat sejak.
" Kalau dapat ya terimakasih, kalau tidak dapat ya mau bilang apa, mungkin masih ada yang lebih butuh dari beta," tutup Samuel.