© Instagram.com/rinanose16 - Nur_chantiek_gemilang11
Nama Rina Nose belakangan ini kembali melejit berkat aktingnya sebagai karakter Nur dalam sketsa komedi 'Anak Sekolah' yang tayang di Trans7. Saat memainkan tokoh Nur, Rina Nose berubah menjadi sosok anak SMA asal Sunda yang memiliki karakter menyebalkan dengan suara cempreng yang khas dan dandanan menor.
Siapa sangka, karakter yang Rina Nose ciptakan sendiri itu rupanya berasal dari luka masa lalu, yakni saat ia menjadi korban perundungan semasa SMA?
Rina Nose mengisahkan alasan awal yang membuat ia dirundung saat masih duduk di bangku SMA. Hal itu bermula dari keaktifannya dalam mengikuti berbagai kegiatan seni.
" Zaman SMA gue sering di-bully tuh. Dibilang sok gaya lah, gitu," ujar Rina Nose dalam obrolan di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
" Gue kan di sekolah suka dipercaya tiap ada acara kesenian. Main kabaret lah, nyanyi lah, apa lah. Gue juga dari dulu ikutan lomba nyanyi, lomba akting. Berkesenian banget lah pokoknya," imbuhnya.
Bakat Rina Nose di bidang seni rupanya terendus oleh salah satu majalah regional Jawa Barat yang kemudian memuat profilnya dalam salah satu rubrik. Alih-alih dibanggakan, salah satu teman Rina justru memperoloknya karena hal tersebut.
" Sewaktu-waktu gue masuk Majalah Mangle, majalah khusus Jawa Barat. Zaman itu majalah yang populer Aneka Yes, Gadis, derajatnya beda," terang Rina Nose.
" Kalau masuk majalah-majalah itu orang lihatnya keren, populer. Tiba-tiba gue masuknya majalah Sunda," ujarnya menambahkan.
Perundungan itu dimulai dari pelajaran Bahasa Sunda di sekolah yang mengharuskan para siswa untuk membaca Majalah Mangle.
" Salah satu kelas ada yang nemuin foto gue di situ. Terus dibilang malu-maluin. 'Masa anak SMA Pasundan 2 masuknya Majalah Mangle', katanya gitu. Gue nggak tau orangnya masih inget apa enggak kalau gue ceritain ya," tutur Rina Nose.
" Gaya ngomongnya tuh gini, 'Ngerakeun atuh budak Pasundan 2 masuk Majalah Mangle euy, ngerakeun'," ujar Rina Nose seraya menirukan gaya bicara perundungnya semasa SMA.
Memori buruk tersebut rupanya membekas di ingatan Rina Nose. Meskki sempat menimbulkan rasa sakit hati dan sedih, ingatan tersebut justru berubah menjadi berkah kala ia menerapkannya untuk kebutuhan pembentukan karakter Nur.
" Itu masih ada, terekam banget cara dia ngomong, suaranya. Akhirnya karakter itu gue ambil jadi karakter si Nur," pungkas Rina Nose.
Ternyata tokoh yang biasa kita tertawakan itu berasal dari kisah yang cukup menyedihkan dari seorang Rina Nose. Salut untuk Rina yang bisa mengubah rasa sakitnya dirundung menjadi sebuah karya. Keren!