© Liputan6
Seorang pasutri dari Bali memilih untuk bunuh diri menegak racun di indie kos, hal ini dilakukan karena diduga mereka tidak di restui oleh orang tua dari kedua belah pihak, setelah menegak racun tikus mereka meninggalkan surat wasiat.
Menurut sebuah media lokal, awalnya mereka sudah menikah namun tanpa persetujuan dari orang tua, karena tak direstui, kehidupan pernikahan mereka pun menajadi lebih runyam dan akhirnya mereka terpaksa untuk bercerai
Mantan pasutri tersebut adalah I Made N dan Ni Made J yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos di daerah Karangasem, Bali. Keduanya mengakhiri hidup dengan cara meminum racun. Jasad keduanya ditemukan oleh kakak Made J, Sujananta pada hari
" Sesampainya di sana Sujananta melihat pintu kamar dikunci dan sempat memanggil serta menggedor pintu namun tidak dibuka. Karena tak dibuka, akhirnya Sujananta meminjam obeng kepada tetangga kos untuk membuka engsel jendela kamar. Setelah berhasil membuka jendela, kakaknya mendapat adiknya bersama korban yang merupakan mantan suaminya dalam keadaan telentang dan sesak napas/tersengal dan kejang," ujar Kapolsek Kota Karangasem, Kompol I Ketut Suartika.
Keluarga Made J langsung membawa keduanya ke RSUD Karangasem. Sempat mendapatkan tindakan medis, namun nyawa keduanya tidak tertolong. Polisi tetap menyelidiki kasus tersebut guna mengetahui motif dari bunuh diri.
" Untuk mengetahui apa motif korban melakukan aksi itu masih kita selidiki," imbuh Suartika.
Diketahui, pernikahan Made N dengan Made J tak direstui orangtua. Hal ini dikarenakan Made N diketahui sudah memiliki istri dan seorang anak dari pernikahan sebelumnya. Akhirnya pernikahan keduanya pun berakhir pada perceraian. Meski demikian, keduanya masih sering bersembunyi untuk bertemu.
Sebelum bunuh diri, keduanya menulis surat wasiat dalam bahasa Bali yang ditujukan pada keluarganya. Surat tersebut merupakan bentuk kekecewaan mereka karena pernikahannya tak direstui.
" Cang ngidih pelih ajak mekejang, cang megedi nugtug bapak jani, cang kene karena sing ade ne ngerti jag keneh cang mekejang, ngedotang cang cerai, jani puasang nah, de mepangenan, de ade ngetelang yeh mata, kale ada idih bin besik dogen, idih olas, baang surate ne, kebesang jak matua jak mantan kuren cange, jak sedut bangken cange, yen kanti sing ngisianin pengidih cange, cang mesumpah ngocokang uling kedituan, sing ada ane lakar seger, terutama ne nunden cang ayahang sing dum cai ngabe umah, pang jeg ci dueg idangin ne mantuk meperang jani, buin lakar mepamit sing misi nah antiang kehancuran jak mekejang rasaang. Monto gen yen jak kurnan dek kawin dot ngae bemenang jani, cang be mati, panake cang kuasa jang jumah, be lege jani cang cerai dan mati. Suksema nah."
Artinya:
" Untuk keluargaku. Saya minta maap kepada semuanya, saya pergi mengikuti bapak sekarang, saya begini karena tidak ada yang mengerti tentang hati saya, semua menginginkan saya bercerai, sekarang puaskan sudah jangan menyesal, jangan ada meneteskan air mata, satu permintaan saya minta tolong kasi surat ini, robekkan ke mertua sama mantan istri saya, bakar jenazah saya, kalau sampai tidak menuruti kemauan saya, saya bersumpah akan menggoyang dari alam baka dan tidak akan ada yang sehat terutama yang menyuruh saya membagi rumah, biar kamu saja yang pinter, Idangin yang pulang berperang sekarang, saya tidak minta ijin lagi, tunggu kehancuran untuk merasakan semuanya, segitu saja, untuk suami Kadek ingin menang sekarang. Sekarang saya sudah mati, Anak saya urus di rumah, saya yang berkuasa, sudah senang anda saya mati dan cerai. Terimakasih."
Duh, tragis banget ya. Gimana menurut kalian?