© Anti Gelanggang
Ngomongin soal seni dan teater nih, kayaknya bukan hanya Komunitas Salihara sampai Teater Koma di Wilayah Ibu Kota Jakarta ya yang menarik untuk dibahas.
Misalnya komunitas teater Anti Gelanggang Gelanggang dari sebelah ujung timur Pulau Jawa ini. Yups, meraka merupakan salah satu komunitas yang didirikan atas kecintaannya terhadap seni drama. Komunitas yang kerap disebut sebagai Geng Gelanggang ini juga punya sisi menarik berbeda loh.
Komunitas ini pertama kali dipelopori oleh sekolompak mahasiswa Sastra di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sampai di sini, pasti Diazens semakin penasaran dong ya dengan komunitas pecinta seni teater yang satu ini? So, yuk langsung saja intip dan kenalan dengan Anti Gelanggang.
Anti Gelanggang adalah sebuah komunitas yang fokus belajar seni dan budaya. Anggota dari komunitas Geng Gelanggang ini berkumpul untuk menciptakan laboratorium karya seni dan berinovasi serta mendukung pengembangan kreativitas anggota.
Komunitas ini menjadi kian menarik karena lebih menekankan pemberdayaan terhadap setiap anggotanya. Jadi, tak melulu soal memberikan dampak sosial mereka terhadap lingkungan.
Arham, salah satu anggota dari Geng Gelanggang sebut tujuan mereka lebih ke personal masing-masing. Tentunya agar setiap anggotanya bisa lebih sadar terhadap diri, sadar terhadap ruang, dan sadar terhadap waktu yang mereka miliki.
Anti Gelanggang dibentuk pada tahun 2016 oleh beberapa orang yang kebetulan suka pada teater dan sastra untuk mengekspresikan ide-ide menjadi sebentuk seni pertunjukan juga karya tulis.
Geng Gelangggang ini pertama kali dimulai dari beberapa pertemuan informal. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini berkembang menjadi organisasi yang lebih terstruktur dengan berbagai kegiatan seni. Jadi, tidak hanya teater yang mereka wadahi dalam komunitasnya.
Kegiatan-kegiatan berbau seni yang tentu saja menarik untuk bagi seniman seperti menulis, membaca puisi, bermusik, bedah buku, dan berpikir bersama. Namun, komunitas ini menilai jika kegiatan tersebut dilakukan dengan ala kadarnya, semampunya, sehingga dikenal dengan “ gaya Gelanggang”.
Ada beberapa hal menarik dari Komunitas Gelanggang yang berdiri di Jember, Jawa Timur ini. Gelanggang menyebut anggotanya sebagai 'geng'. Tak berhenti di situ, Geng Gelanggang bahkan mengkategorikan anggotanya dalam beberapa golongan. Dimulai dari keluarga, kerabat, dan teman.
Keluarga Gelanggang merupakan orang-orang yang secara mendapatkan persetujuan langsung dari Kepala Suku. Saat ini jumlahnya sudah ada 20 orang.
Sedangkan yang masuk dalam kategori Kerabat Gelanggang merupakan orang-orang yang secara aktif dan sukarela melibat pada proses Gelanggang tanpa harus menjadi bagian dari keluarga.
And last but least ada Teman Gelanggang, yakni orang-orang yang tidak mau diangkat menjadi keluarga Gelanggang tetapi secara aktif dan sukarela melibat pada proses Gelanggang.
Untuk anggota dari Geng Gelanggang sendiri saat ini sudah tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Bojonegoro, Bali, Bondowoso, Banyuwangi, Gresik, dan yang paling banyak berada di Jember.
Sejak berdirinya pada tahun 2016 silam, Gelanggang biasanya mengadakan pameran seni, workshop kreatif, pertunjukan teater, riset, dan diskusi budaya.
Gelanggang juga kerap terlibat dalam proyek kolaborasi dengan komunitas seni lainnya baik di Jember maupun luar Jember.
Gelanggang cukup berani dalam menampilkan karya-karyanya. Bahkan di setiap pengkaryaannya, Gelanggang lebih fokus pada Tubuh dalam Seni Pertunjukan.
Gelanggang memandang tubuh sebagai estetika. Dalam seni lukis dan patung, tubuh sering kali menjadi subjek utama. Representasi tubuh manusia dalam karya seni dapat mencerminkan berbagai aspek seperti keindahan, kekuatan, kelemahan, atau perasaan.
Gerakan tubuh, postur, dan ekspresi wajah semuanya berperan dalam menyampaikan pesan artistik.
Filosofi Tubuh, tubuh sering menjadi fokus kontemplasi mengenai identitas dan eksistensi manusia. Pemikiran filosofis seperti fenomenologi membahas bagaimana tubuh berperan dalam pengalaman kita tentang dunia dan diri kita sendiri.
Gelanggang juga berusaha menciptakan ruang yang inklusif untuk eksperimen artistik dan pembelajaran analisis karya sastra.
Dalam waktu dekat, Gelanggang akan lebih fokus berkolaborasi dengan kelompok seni lain untuk memperluas jaringan dan wawasan.
Kolaborasi yang dibangun adalah multidisiplin seperti seniman musik, film, dan riset arsip.
Gak cuma kokal, Gelanggang bahkan sudah membawa namanya sampai ke panggung pentas di Austria. Banyak juga hal menarik dari Gelanggang seperti pertunjukkan tunggal yang diadakan Gelanggang selama tiga hari berturut-turut.
" Salah satu cerita memorable kami adalah saat melakukan pertunjukan yang berjudul APORIA di dalam rumah kontrakan selama 3 malam dan jumlah penonton dibatasi 20 orang setiap malam," kenang Arham dalam kesempatan.
Arham sebut jika Gelanggang memiliki persepsi bahwa panggung bisa diciptakan dimana saja. Konsep tersebut untuk menjalin kedekatan antara aktor dengan penonton.
" Selain itu, kami pernah berkolaborasi dengan seniman lain untuk pentas teater di Salihara dan Austria," kenang Arham lagi.
Salah satu cita-cita Gelanggang yang masih dalam proses adalah mengumpulkan arsip Teater Jember untuk dijadikan sebuah pameran dan pertunjukan teater arsip. Sebuah konsep yang menggabungkan unsur-unsur teater dengan penggunaan arsip atau dokumen sejarah sebagai bahan baku.
Konsep ini berusaha memanfaatkan bahan-bahan arsip untuk menciptakan pertunjukan yang tidak hanya menghibur tetapi juga informatif dan reflektif.
Pertunjukan teater arsip menggunakan berbagai jenis dokumen historis, seperti foto, surat, laporan, dan rekaman video sebagai materi utama.
Bahan-bahan ini digunakan untuk membangun narasi atau sebagai elemen visual dalam pertunjukan.
Gelanggang ada karena seniman-seniman teater terdahulu yang memberi stimulus pemikiran, sejarah, karya terutama di Kota Jember.
Untuk bergabung dengan Gelanggang, Diazens bisa menghubungi Instagram @anti_gelanggang atau email [email protected]. Tidak ada syarat khusus selain mau berpikir dan belajar pada semesta.
So, tunggu apa lagi? Yuk, bergabung dengan Geng Gelanggang dan mari berkarya bersama dalam laboratorium sastra.