© Axios.com
Pesta pernikahan biasanya identik dengan perayaan yang menyenangkan. Ada iringan musik, makanan enak, dan tamu yang gembira menikmati acara. Untuk beberapa adat bahkan waktu pestanya bisa berjalan panjang, salah satunya budaya Cina yang mempunyai adat upacara pernikahan di pagi dan malam hari.
Meski begitu, kebahagiaan tersbeut tetap harus tau tempat. Kalau situasi dirasa nggak memungkinakan, tentu kebiasaan tersebut bisa saja ditahan untuk nggak dilakukan.
Itulah yang terjadi dengan upacara pernikahan seorang dokter di Heze, Cina. Pernikahan yang dilakukan pada pagi hari di tanggal 30 Januari itu hanya dihadiri oleh lima orang selain sepasang mempelai; dua pasang orang tua masing-masing mempelai dan satu orang penghulu.
Pernikahan tersebut dilaksanakan di sebuah halaman. Nggak ada dekor heboh selayaknya pesta pernikahan pada umumnya. Kedua mempelai juga mengenakan pakaian biasa saja; sang mempelai pria dengan setelan jas dan mempelai wanita dengan baju hangat panjang berwarna merah. Satu persamaan: keduanya memakai masker penutup hidung dan mulut.
Alasan di balik kejadian di atas adalah karena dampak dari serangan virus corona.
Sang mempelai pria, yang merupakan seorang dokter, nggak bisa berlama-lama merayakan pernikahannya karena dia harus segera kembali ke rumah sakit di Wuhan untuk merawat pasien.
Dia sebenarnya sudah merancang untuk menikah di tanggal 31 Januari, namun serangan virus corona yang nggak terduga mengubah semuanya. Mereka memajukan tanggal dan nggak mengundang tamu untuk meminimalisir kemungkinan persebaran virus.
Upacara pernikahan tersebut hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit. Si mempelai pria bahkan nggak punya waktu untuk sekedar makan bersama mempelai wanitanya untuk merayakan pernikahan mereka.
Saat dimintai keterangan oleh World of Buzz, si mempelai wanita merasa nggak masalah dengan jalannya pernikahan mereka. Menurutnya, dengan situasi seperti ini kehadiran suaminya jauh lebih dibutuhkan di rumah sakit ketimbang di sisinya. Dia hanya ingin semua orang aman dan meminta suaminya untuk nggak terlalu memikirkan tentang pernikahannya.
Bencana virus corona ternyata banyak menyimpan kisah humanis yang mengharukan di baliknya. Setelah kisah suami yang melepas istrinya yang seorang suster untuk bertugas ke Wuhan, kini ada cerita pesta pernikahan dokter yang terpaksa berjalan singkat.
Terima kasih untuk semua orang yang sudah rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan orang banyak. Semoga musibah ini cepat berlalu. Stay strong!