Demi Sesuap Nasi, Pak Suyatno Rela Tempuh 79 Km Berjualan Sapu Lidi di Tengah Pandemi

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Selasa, 12 Mei 2020 10:27
Demi Sesuap Nasi, Pak Suyatno Rela Tempuh 79 Km Berjualan Sapu Lidi di Tengah Pandemi
Sungguh sosok kuat yang selalu ingin berjuang.

Rakyat kecil sangat di tengah pandemi corona saat ini sangatlah terpojok. Untuk memenuhi kehidupan sehari-sehari semakin susah, padahal ketika belum ada pandemi corona hidup masih susah. Tapi mau bagaimana lagi, hidup adalah hidup, harus tetap dijalani.

1 dari 8 halaman

Pak Suyatno Penjual Sapu Lidi

Begitu pula dengan yang dirasakan Suyatno (65) ini. Melansir dari Suara, demi sesuap nasi, Pak Sunatno rela tempuh jarak 79 km hanya untuk berjualan sapu lidi.

Rumah beliau berada di Temanggung, sedangkan lokasinya berjualan adalah di Kota Surabaya. Pekerjaannya sebagai penjual sapu lidi telah ia tekuni selama bertahun-tahun.

2 dari 8 halaman

Sebelum subuh, Pak Suyatno sudah berangkat dari rumah ke Kota Semarang menggunakan anggkot, dan sampai sekitar 08.00 WIB. Dari Kota Semarang, ia akan melanjutkan perjalanan ke tiga titik tempat lain di kota tersebut untuk jualan.

" Ada beberapa titik di antaranya, Jangli, Sampangan, dan Gombel untu jualan sapu saya," ucapnya.

3 dari 8 halaman

Sepi Pembeli

Selama bertahun-tahun telah berjualan sapu lidi, Pak Suyatno mengaku baru kali ini ia merasa jualannnya benar-benar sepi dari pembeli. Ia hanya bisa menghasilkan Rp 17.000 setiap harinya. Itu pun belum bersih, masih dipotong dengan ongkos transportasi.

Tapi, Pak Suyatno tetap tak kenal lelah. Sebab, baginya yang terpenting adalah ikhtiar dan berdoa.

" Yang penting sudah usaha, walaupun hasilnya tak banyak ya tidak apa-apa yang penting halal," jelasnya kepada Suara

4 dari 8 halaman

Hanya Bawa 10 Sapu Lidi

Karena sudah mengetahui sepinya pembeli, Pak Suyatno pun hanya membawa 10 sapu lidi untuk dijual. Sebab, ia tak berani membawa banyak sapu lidi karena takut tak laku.

Sulit sekali mendapatkan pembeli. Dapat 6 sapu saja, Pak Suyatno sudah sangat bersyukur.

" Tidak berani membawa banyak-banyak, takut kalau tidak laku," ujarnya.

5 dari 8 halaman

Makan Sehari Sekali

Saking seretnya pembeli, Pak Suyatno bahkan bisa hanya makan satu kali setiap harinya. Itu pun kalau masih ada pembeli. Kalau tidak? Ia berpuasa.

" Kalau ada yang beli berarti bisa makan, kalau tidak bisa beli ya terpaksa puasa," ucapnya.

6 dari 8 halaman

Keluarga Adalah yang Utama

Pak Suyatno memiliki tiga anak dan satu istri. Baginya, merekalah yang harus diutamakan untuk dinafkahi setiap harinya. Bahkan, ia ingin menjual barang-barang lain agar bisa punya penghasilan tambahan.

Namun gimana lagi, ia tak punya modal untuk usaha barang lain, hanya bisa untuk modal jualan sapu lidi saja.

7 dari 8 halaman

Masih Dapat Bantuan

Walaupun sehari-harinya menjadi sepi pembeli, Pak Suyatno sangat bersyukur masih ada orang-orang baik di sekelilingnya. Ia masih mendapatkan bantuan pokok dari pemerintah, maupun tetangga.

" Kalau hanya mengandalkan sapu saja mungkin keluarga saya sudah lama tidak makan. Saya bersyukkur banyak malaikat yang menolong saya," katanya.

8 dari 8 halaman

Sungguh tegar sekali ya perjuangan hidup Pak Suyatno bahkan untuk keluarganya. Semoga beliau diberi kesehatan selalu dan dilancarkan rezekinya. Begitu juga orang-orang lain yang senasib yang sedang berjuang di tengah pandemi corona ini. Aamiin

Beri Komentar