Dia Tetap Yakin Menikahiku Walau Aku Didiagnosis Tak Bisa Memiliki Anak

Reporter : Jossi Andriani Taswir
Selasa, 4 Februari 2020 00:05
Dia Tetap Yakin Menikahiku Walau Aku Didiagnosis Tak Bisa Memiliki Anak
Bagaimana perasaanmu sebagai wanita jika didiagnosis tak bisa memiliki anak?

Cinta memang buta, kira-kira begitulah kata pepatah. Terkadang apapun hal yang yang mustahil, bisa menjadi mungkin bagi orang yang sedang jatuh cinta.

Kali ini Andin (nama disamarkan) ingin berbagi ceritanya pada #CurahanHati tentang kisah haru yang dimilikinya. Siap-siap nahan air mata ya!

1 dari 5 halaman

Harusnya dia bisa mecari wanita yang lebih baik dari aku.

Kata-kata itu terus terulang dalam hatiku. Bagaimana bisa, aku yang dulunya menjadi selingkuhan ternyata malah ia memintaku menjadi istrinya? Tuhan memang maha membolak balikkan hati manusia.

Ya, benar, aku dulu hanyalah selingkuhan Ali (nama disamarkan). Kisah kami saat menjalani masa SMA hingga kuliah ya tentunya sangat tidak mulus. Mulai dariku yang tidak tahu ternyata selingkuhan, sampai akhirnya Ia memilihku diantara wanita itu.

Beberapa tahun kami menjalani hubungan hingga terjalin kedekatanku dengan keluarganya, begitu pula sebaliknya. Tak ada kejanggalan apapun, sampai Ia memutuskan untuk menikahiku. Tentunya aku sangat senang dengan niat baiknya tersebut. Seluruh keluarga juga sudah mengenal baik dan menyetujui hubungan kami.

2 dari 5 halaman

Sampai suatu waktu, aku yang memang memiliki riwayat haid yang tidak lancar mencoba memeriksakan kesehatanku. Disitulah awal mimpi burukku terjadi, aku tak tahu masalah jelasnya tentang kesehatan reproduksiku. Satu-satunya perkataan dokter yang menempel dibenakku hanyalah bahwa aku tak bisa memiliki anak.

Ya, didiagnosis tak bisa memiliki anak.

Duniaku hancur, harapanku runtuh, cita-citaku hilang sudah, larut dengan air mata. Beberapa hari aku tidak menghubungi Ali, Ia selalu mencoba menghubungiku namun tak kugubris. Sampai pada akhirnya ia mendatangiku ke rumah. Dengan tangis air mata yang tak terbendung aku menceritakan semua kepadanya. Hatiku benar-benar hancur, bagaimana tidak, kedua keluarga sudah tahu dan sudah mempersiapkan pernikahan ini.

3 dari 5 halaman

" Kamu berhak dapet yang lebih baik dariku," hanya itu kata-kata yang bisa aku sampaikan. Namun Ali tetap teguh, tetap bersikeras dengan keinginannya untuk menikahiku. Aku kekeuh menolaknya. Aku tak ingin lelaki sebaik Ali mendapatkan perempuan tak normal sepertiku. Aku tahu, Ali sangat ingin memiliki anak, tapi bagaimana ia bisa menerima keadaanku yang seperti ini? aku tau jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat sedih.

Akhrnya kabar ini kita sampaikan ke masing-masing keluarga. Tak ada masalah, mereka hanya mementingkan perasaan kami, bagaimana kami akan menjalani hidup kedepannya.

4 dari 5 halaman

Akhirnya hari pernikahan tiba, Ali bisa mengucapkan Ijab Qabul hanya dalam satu tarikan nafas dengan tegas. Semua orang terharu dalam moment itu, tak terkecuali aku. Perasaanku campur aduk antara haru dan bahagia, namun bnayak sedihnya juga.

Hari-hari pernikahan berjalan lancar, sampai pada beberapa bulan setelah penikahan, ternyata aku hamil. Aku sangat terkejut dan tak percaya, akhirnya aku periksakan sendiri ke dokter sebelum mengabari Ali. Ternyata aku memang benar-benar hamil. Akhirnya aku mengabari Aii, kami berdua menangis haru serta bersyukur dengan karunia yang tuhan berikan.

Ternyata buah ketabahan, kesabaran serta keikhlasan Ali menerimaku sangat manis, tuhan masih memberikan kami rezeki.

5 dari 5 halaman

Nggak kerasa, aku udah berkaca-kaca membaca cerita dari kak Andin ini. Kuncinya adalah sabar dan juga ikhlas, pasti tuhan akan berikan apa yang memang pantas untuk kita. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi pembaca lainnya ya, jika tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang tak mungkin.

Selamat kak Andin dan kak Ali, semoga debaynya sehat selalu ya!

Beri Komentar