© Kitabisa.com
Mereka yang terlahir berbeda ke dunia ini terkadang harus menerima perlakuan yang berbeda dari orang-orang bahkan mungkin anggota keluarganya sendiri. Hal inilah yang harus dialami oleh seorang anak berikut ini. Dia ditelantarkan oleh ayahnya sendiri karena sakit dan kondisinya yang berbeda dengan anak lain.
Dia adalah Ahmad Al Ghifari yang sekarang berusia 13 tahun. Dia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sayangnya, kini dia tak tinggal bersama kakaknya dan hanya hidup dengan sang nenek.
Dilansir dari laman kitabisa.com, ibunya bekerja menjadi asisten rumah tangga di negeri tetangga. Sang ibu terpaksa meninggalkan Ahmad dengan neneknya dan bekerja jadi TKI supaya bisa menghidupi Ahmad dan keluarganya tersebut.
Di lain sisi, ayahnya tak mau mengakui Ahmad sebagai anaknya karena ia terlahir berbeda dengan anak-anak lainnya. Si ayah pergi meninggalkan Ahmad dan ibunya ketika usianya belum genap setahun. Ayahnya pun tak pernah memberikan nafkah pada keluarganya, dia justru menghina kondisi anaknya.
Saat usia Ahmad mencapai 6 bulan, badannya mulai menunjukkan ketidakwajaran. Meski dia berjenis kelamin laki-laki, tetapi alat kelaminnya tidak berkembang dan sangat kecil. Dokter pun sempat curiga bahwa sebenarnya Ahmad adalah perempuan.
Ketika usianya mencapai 2,5 tahun, Ahmad mulai mengalami kebutaan. Dia pun harus meraba-raba saat berjalan. Kini di usia 13 tahun, dia masih bertubuh pendek layaknya anak 7 tahun, kepalanya pun lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya.
Dokter pun mengatakan bahwa ternyata Ahmad mengalami susp.Hypopituitarism yaitu sebuah penyakit langka yang disebabkan karena kurangnya hormon yang dihasilkan kelenjar di otak. Hal ini pun menyebabkan pertumbuhan tubuhnya cenderung melambat.
Sayangnya, Ahmad tak bisa berobat dengan lancar meski kondisinya seperti demikian karena dia tak mempunyai BPJS. Ibu dan neneknya tak bisa mengurus BPJS untuk Ahmad karena ia tak mempunyai akta kelahiran dan karen ayahnya tak mau mengakuinya sebagai anak.
Dulu sebenarnya, Ahmad sempat merasakan bangku sekolah ketika usianya 9 tahun. Sayangnya tak berjalan lama dan ia harus berhenti karena kendala biaya yang cukup mahal serta kondisinya yang menyebabkan Ahmad tidak percaya diri.
Meski demikian, Ahmad pun ingin menimba ilmu kembali dan belajar huruf braille walaupun dengan keterbatasan fisik seperti ini supaya dia bisa membaca dan ilmu pengetahuannya pun akan bertambah. Walaupun kondisinya berbeda dengan anak lain, tetapi Ahmad ingin menjadi orang yang sukses dan bisa menemukan ayah serta kakaknya agar mereka bisa berkumpul kembali.
Marilah kita bantu wujudkan mimpi Ahmad yang ingin menjadi sukses dan bisa bertemu lagi dengan ayah serta kakaknya. Yuk sisihkan sebagian rezeki kita dan berdonasi untuk pengobatan dan pendidikan Ahmad melalui link berikut ini.
kitabisa.com/campaign/untuktemansekolahdifabel
Semoga Ahmad dan keluarganya sehat selalu dan diberikan kelancaran rezeki bagi mereka. Semoga Ahmad pun bisa belajar huruf braille, tumbuh dengan baik dan menjadi orang sukses yang bisa membahagiakan keluarganya di masa depan nanti.