Diperingati Setiap 6 Bulan Sekali, Hari Raya Saraswati Diperingati Sebagai Turunnya Ilmu Pengetahuan

Reporter : Galang
Sabtu, 26 Maret 2022 14:50
Diperingati Setiap 6 Bulan Sekali, Hari Raya Saraswati Diperingati Sebagai Turunnya Ilmu Pengetahuan
Ini nih makna Hari Raya Saraswati

Hari ini, Sabtu 26 Maret 2022 diperingati sebagai Hari Raya Saraswati. Peringatan ini dipercaya sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahuan.

Peringatan Hari Raya Saraswati akan ilakukan setiap enam bulan sekali (210 hari), tepatya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung.

Selain diperaya sebagai hari turunya ilmu pengetahuan, Hari Raya Saraswati pun diperingati sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.

1 dari 3 halaman

Ucapan Hari Raya Nyepi 2022

Terkait pelaksanaannya, Hari Saraswati sendiri tertulis di dalam sebuah lontar yang kemudian disebut dengan Lontar Sundarigama.

Menurut salah satu dosen dari Universitas Udayana, Putu Eka Guna Yasa, Lontar Sundarigama merupakan pedoman pelaksanaan upacara di Bali baik berdasarkan sasih maupun waktu.

2 dari 3 halaman

Lontar Sundarigama berisi sebagai berikut:

Watugunung, Saniscara, Umanis, puja walin Betara Saraswati widi-widanania, nistania, suci peras daksina, penek ajuman sesayut saraswati, banten saraswati, segara gunung, perangkat putih kuning, tansah wangi-wangi, daksina, pengadegan abesik, kembang payas sekar cana, canang yasa, sadulurania sehananing pustaka, makelingganing aksara pina hayu, puja walinin, saha aturaken puspa wangi, astawakne tirta pakuluh ring Sang Hyang Surya samana tan wenang angereka, aksara, amaca, anulis, tuwi makidung muang kekawin, tuwi arerasan saluwiring tatuwa aksara suksema, kewalia amuja-muja walinin betara Saraswati juga wenang, apan sang pinuja sira amdalaning sarwa dewa, kewala meneng juga sira ayoga.

3 dari 3 halaman

Arti:

Pada Saniscara Umanis, merupakan hari pemujaan untuk Dewi Saraswati.

Dalam pemujaan ini, upakaranya yaitu suci, peras, daksina, palinggih, kembang payas, kembang cana dan kembang biasa, sesayut saraswati, prangkatan atau rantasan putih kuning, serta buah-buahan beserta runtutannya.

Sang Hyang pustaka atau lontar-lontar keagamaan, tempat menuliskan aksara ditata dengan sebaik-baiknya, dipuja, dan diupacarai dengan puspa wangi.

Hal inilah yang disebut memuja Sang Hyang Bayu, yaitu gerak, kata-kata, dan pikiran.

Beri Komentar