© Https://kitabisa.com/Yayasan Siaga Peduli
Hidup sebatang kara di usia renta tentu bukan sebuah hal yang mudah. Begitu pula yang harus dijalani oleh seorang kakek berikut ini. Beliau adalah Kakek Sankhamid yang kini berusia 79 tahun.
Di usianya yang sudah senja, beliau tinggal sebatang kara di sebuah gubuk reyot yang beratapkan terpal dan berdinding bambu. Di kondisinya yang sudah tak lagi muda, beliau kerap merasa kedinginan apalagi di gubuknya yang mulai rapuh ini tak ada penerangan.
Dilansir dari laman kitabisa.com, beliau hanya bisa berbaring di tempat tidurnya sehari-hari. Kondisi tubuhnya yang sudah renta dan penglihatannya yang mulai buram, membuatnya tak bisa berjalan jauh atau bahkan untuk bekerja.
Oleh sebab itu, beliau hanya bisa makan dan minum dari uluran tangan para tetangganya yang baik hati. Terkadang, ada yang memberikan beliau makanan nasi lengkap dengan lauknya, tetapi terkadang tak ada sama sekali orang yang memberinya makan sehingga beliau pun harus menahan lapar serta haus dan menunggu sampai ada bantuan dari tetangganya.
Awalnya, beliau tinggal di sana bersama anak-anaknya. Namun, tiga anaknya kemudian pamit merantau tetapi tak pernah kembali. Beliau pun tak tahu di mana keberadaan anak-anaknya tersebut. Beliau lalu tinggal di gubuk tersebut bersama dengan anak bungsunya, tetapi dia meninggal sehingga kini beliau hidup seorang diri.
Kakek Khamid menceritakan tentang si bungsu yaitu satu-satunya anak yang peduli padanya. Kakek tak pernah menyangka dia akan pergi secepat itu. Dia meninggal karena tertabrak truk. Saat mengetahui hal itu, beliau sangat sedih dan hancur hatinya karena beliau hanya punya si bungsu selain istrinya.
Meski hidup dalam kondisi yang demikian, Kakek Khamid tetap semangat untuk menjalani hidupnya dan selalu bersyukur meski hidupnya dipenuhi ujian yang berat. Beliau pun tetap menjalankan ibadah meski beliau kesulitan untuk berjalan.
Sebenarnya beliau tidak mengharapkan banyak di usianya yang sudah senja kini, tetapi beliau berharap bisa hidup di rumah yang lebih layak. Rumah dengan atap yang terbuat dari genteng bukan terpal sehingga tak akan sering bocor dan tidak membuat beliau kebasahan saat hujan deras.
Kakek Khamid pun berharap bisa berbagi dengan sesama. Selama ini mereka sudah sering membantu beliau sehingga kakek pun ingin membalas kebaikan mereka selagi beliau masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini. Mari kita bantu untuk mewujudkan keinginan Kakek Khamid dengan memberikan beliau donasi di link berikut ini.
kitabisa.com/campaign/pedulikakeksankhamid
Semoga Kakek Khamid selalu diberikan kesehatan dan panjang umur serta bisa tinggal di rumah yang lebih layak dengan atap dari genteng bukan terpal sehingga tak akan sering bocor dan tidak membuat beliau kebasahan saat hujan deras.