© Filmoutsandiego.com/front Cover
Menjadi gay atau lesbian masih dianggap hal yang memalukan dalam sejumlah keluarga. Seorang lelaki membagikan kisahnya yang kurang menyenangkan karena dia ketahuan oleh keluarganya sebagai seorang gay.
Kisahnya ini dia ceritakan dalam sebuah thread yang dia buat di Twitter melalui akunnya yang bernama @kangsayurt. Thread yang dibuat pada 10 Februari ini telah disukai sebanyak 16,6 ribu dan di-retweet 3,9 ribu kali.
Di USIR dari rumah karena ketauan Gay, BAYAR kuliah sendiri, Build Business, free financial, Kuliah Aman, Prestasi, jadi pembicara seminar2, Juara internasional invantion in singapore n malaysia.
— pengigit (@kangsayurt) February 10, 2020
((( At Thread ))
Dia menceritakan kisahnya dari awal. Dari kecil titik kebahagiaannya memang ada pada orang tuanya, sehingga dia pun melakukan semuanya demi orang tuanya ini. Dia memiliki 5 orang saudara dan dia adalah anak keempat. Keluarganya bisa dibilang adalah keluarga yang agamis dan bapaknya adalah orang militer.
Dia berusaha menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan oleh orang tuanya. Saat hendak masuk SMA pun dia fokus untuk bisa masuk di SMA favorit di daerahnya agar bisa membuat ibunya bangga.
Dia pun pernah menjadi juara di sebuah olimpiade. Ketika pulang, dia membawa medali itu ke rumahnya. Dia senang melihat ekspresi sang ibu yang juga senang dengan kemenangan anaknya ini. Dari situ, dia pun mengikuti beberapa lomba dan saat menang, dia pun akan menceritakan pada ibunya. Dia berusaha menjadi anak yang bisa dibanggakan ibunya pada tetangga-tetangganya.
Seusai UN SMA, dia tak mau menunggu terlalu lama. Dia pun pergi ke kampung Inggris yang ada di Pare. Setelah tiga bulan di sana, dia mendapatkan skor TOEFL sebesar 580. Itu pun dia gunakan untuk mencari beasiswa ke luar negeri. Selain itu, dia juga ikut tes SBMPTN di Bandung dan mengikuti beberapa tes di universitas yang lain juga.
Dia berhasil lolos di President University, tetapi karena terkendala dengan biaya, dia pun tidak memilih universitas itu. Saat ada di Jakarta, dia mencoba membuat akun Grindr. Aplikasi Grindr ini adalah jejaring sosial yang biasa digunakan pria gay, biseksual dan juga transgender. Dia pun mendapatkan beberapa kenalan dari sana.
Setelah pengumuman SBMPTN dia pulang ke rumah. Kakak-kakaknya juga pulang karena itu bulan Ramadhan. Dia mengatakan bahwa sebenarnya mereka adalah tipe saudara yang saling percaya satu sama lain. Namun, sepulang dari Jakarta ini, dia jadi banyak main HP, bahkan ponselnya dia kunci.
Biasanya dia tidak mengunci ponselnya, tetapi sekarang iya. Para abangnya ini pun mulai penasaran apa yang sedang terjadi pada adiknya. Suatu hari, saat dia tidur, salah seorang kakaknya berhasil membuka ponselnya dengan menggunakan sidik jarinya ketika dia terlelap tidur. Kakaknya pun mulai memeriksa ponsel adiknya ini.
Di sana, sang kakak membaca chat sang adik dengan pria lain. Dalam chat itu, si pria sempat mengatakan Grindr. Karena penasaran, kakaknya pun mencari tahu Grindr itu aplikasi apa. Saat sudah tahu, dia pun mulai emosi.
Meski masih jam 2 pagi, kakaknya langsung membangunkan dia. Dia pun diinterogasi, meski tidak mau ngaku. Dia pun makin kasar dan menggunakan nada suara tinggi, sampai abang-abangnya yang lain ikut bangun. Mereka pun ikut menginterogasinya.
Meski ditanyai berbagai pertanyaan, dia tetap tak mau ngaku. Sampai seorang kakaknya mengancam akan mengadukan pada orang tua. Berbagai pertanyaan diajukan sampai dia jadi emosi dan jadi ribut. Abangnya yang lain berusaha melerai sampai orang tuanya ikut bangun.
Kemudian, dia disidang oleh keluarganya. Bapaknya bertanya kenapa dan salah seorang abangnya mulai menjelaskan semuanya. Di situ, bapaknya menangis apalagi saat itu beliau sedang sakit. Tiba-tiba, salah seorang abangnya langsung memukul wajahnya sampai berdarah.
Keluarganya begitu sulit menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang gay. Di rumah itu begitu ribut meski masih dini hari. Tetangganya penasaran kenapa ribut di jam segitu. Akhirnya tetangganya ini menariknya keluar karena mulutnya juga berdarah.
Dia menunggu sesaat di rumah tetangganya sampai suasana cukup tenang. Saat kembali ke rumah, bapaknya masih emosi. Namun, sang ibu mencoba mengerti keadaan anaknya dan memberikan uang 4 juta. Beberapa lama kemudian, dia dinyatakan lolos di sebuah universitas di Malang. Dia pun mengatakan pada ibunya akan pergi ke Malang. Dia lalu pergi tanpa pamit pada keluarganya.
Setibanya di Malang, dia pun kuliah dengan uang tabungan dan juga pemberian dari ibunya. Dia tinggal di asrama kampus tersebut. Meski dia sampai harus keluar rumah saat keluarganya mengetahui bahwa dia gay, tetapi dia merasa lega karena akhirnya keluarganya pun tahu kondisinya tersebut.
Dia menyadari bahwa biaya kuliah dan hidup di Malang tidaklah sedikit. Dia pun mulai bekerja di sebuah warung kopi. Dia mulai bisa menyesuaikan dirinya membiayai hidupnya sendiri dengan gaji dan tabungan yang dia miliki, dia pun harus hidup hemat. Bulan keempat di Malang, dia mulai dekat dengan seorang pria.
Keluarganya tak ada yang tahu bahwa dia kuliah, kecuali sang ibu. Kakak-kakaknya ada yang kuliah di Jerman, mendapatkan beasiswa DAAD dan ada juga yang mendapatkan beasiswa china government. Ibunya pun mengatakan kepada salah seorang abangnya bahwa adiknya kuliah di sebuah kampus.
Mungkin karena merasa bersalah dan karena masalahnya sudah lama terjadi, salah seorang kakaknya menghubunginya dan menanyakan kabarnya. Kakaknya ini juga meminta maaf padanya. Dia pun memaafkan kakaknya ini. Kakaknya juga bertanya dapat biaya kuliah dari mana. Dia menjawab bahwa dia menggunakan uang tabungannya dan juga sambil bekerja.
Pada semester pertama nilai IPK-nya bagus sehingga dia bisa daftar beasiswa. Untuk membayar UKT semester kedua, dia pun berjualan di sekitar kampusnya sambil masih bekerja. Di semester ketiga, dia berhasil menjuarai perlombaan internasional. Medalinya dia foto dan dikirimkan pada tetangganya. Pasti ibunya bangga melihat foto medali itu.
Makin lama, ibunya mulai bisa menghubunginya langsung. Ibunya mengatakan bahwa bapaknya menanyakan kabarnya. Dia pun jadi makin semangat untuk membuktikan bahwa dia bisa berprestasi meski dengan biaya sendiri. Dia mulai melakukan banyak hal seperti ikut lomba, memulai bisnis dan mendapatkan nilai kuliah yang bagus.
Di semester empat, dia memiliki sebuah bisnis. Di sini, dia pun mulai berani untuk ngobrol dengan ayahnya lagi. Dia mengatakan kabarnya dan prestasi apa saja yang sudah dia raih. Semenjak itu, dia mulai sering menghubungi bapaknya meski hanya sebentar.
Pada semester kelima, dia mulai mengalami masalah dengan bisnisnya bahkan sampai nunggak bayar UKT sampai semester enam. Dia nunggak 13 juta rupiah yang merupakan jumlah yang cukup banyak bagi dia yang membiayai kuliah sendiri. Dia sempat berpikir untuk berhenti kuliah, tetapi akhirnya masalahnya mulai bisa teratasi dengan bantuan dari pria yang dekat dengannya.
Akhirnya, setelah melalui berbagai masalah ini, dia sekarang sudah mau lulus kuliah. Dia pun pernah menjadi pembicara untuk seminar entrepreneur dari perusahan Sandiaga Uno dan mengisi banyak workshop. Mungkin sekarang dia belum sukses, tetapi dia bangga dengan dirinya sendiri sampai detik ini.
Memang dalam hidup tentu kita akan mengalami masalah dan masa-masa yang sulit. Namun, yang perlu diingat, jangan pernah menyerah dan terus berusaha seperti yang dilakukan oleh pria ini. Yuk, tandai temanmu di komentar, agar kita saling menyemangati satu sama lain.